Hilangnya seorang polisi selama kerusuhan dan pembakaran kantor DPRD Sulsel dan Makassar pada 29 Agustus masih menjadi topik perbincangan yang hangat. Meskipun Kapolda Sulsel dan Kapolrestabes Makassar telah memberikan penjelasan, publik masih merasa kurang puas dengan penjelasan tersebut. IMM Sulsel pun merespons tragedi yang menewaskan empat orang ini dengan mengambil sikap tertentu.
Pada malam Jumat tanggal 29 Agustus, massa demonstran menguasai sepanjang Jalan AP Pettarani hingga Jalan Urip Sumoharjo. Namun, kehadiran aparat kepolisian yang menjadi target utama massa tidak terlihat. Bahkan, Kendaraan Taktis (Rantis) yang biasanya digunakan untuk meredakan kerusuhan juga absen malam itu. Kabid Hikmah DPD IMM Sulsel, Reskiawan, menegaskan bahwa aparat kepolisian seharusnya bisa melakukan upaya pencegahan untuk mencegah terjadinya korban jiwa.
Reskiawan juga menyatakan kekecewaannya terhadap Kapolda Sulsel yang dinilainya bertanggung jawab atas kejadian tragis ini. IMM Sulsel mendesak agar dilakukan evaluasi terhadap Kapolda Sulsel terkait kekacauan yang menyebabkan korban jiwa. Meskipun polisi telah menetapkan 29 tersangka terkait insiden tersebut, IMM Sulsel tetap mendesak agar otak intelektual di balik kerusuhan ini harus diungkap secara tuntas.
