Aksi demonstrasi yang semakin meluas dan berujung anarki di berbagai daerah telah menimbulkan perbedaan analisis antara Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) serta mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono. Hendropriyono menyinggung adanya aktor asing yang disebut sebagai dalang di balik aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI. Dalang tersebut disebut telah menggerakkan “antek asing” di dalam negeri untuk memicu aksi demonstrasi besar-besaran.
Aksi demo yang awalnya dimulai sebagai protes terhadap kenaikan tunjangan anggota DPR dan kritikan terhadap kondisi saat ini, terus berkembang menjadi gelombang demonstrasi yang semakin besar. Aksi demonstrasi yang awalnya hanya dihadiri oleh ratusan massa di depan Gedung DPR RI pada Senin (25/8/2025) terus meluas ke berbagai daerah dan berlangsung hingga Jumat (29/8/2025).
Demonstrasi di Jakarta dan daerah lain tidak lagi hanya berupa unjuk rasa atau penutupan jalan, namun telah berubah menjadi tindakan anarkis. Massa yang turun ke jalan bahkan sampai larut malam membakar sejumlah fasilitas publik seperti gedung DPRD, kantor polisi, kejaksaan, dan berbagai fasilitas pemerintah lainnya.
Peristiwa mobil Brimbo yang menabrak seorang driver ojek online memperbesar demo dan memicu solidaritas masyarakat di berbagai daerah. Tidak hanya itu, tindakan brutal aparat kepolisian terhadap para demonstran, terekam dan tersebar luas di berbagai media sosial.
Seperti api yang menjalar, aksi unjuk rasa yang semula hanya terjadi di Jakarta, meluas ke berbagai daerah seperti Kota Makassar, Bandung, Yogyakarta, dan sejumlah daerah lainnya.
