Peneliti dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, mengungkapkan kritik terhadap alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) terutama untuk sektor pendidikan. Total anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan mencapai Rp757,8 triliun, sebesar 20 persen dari APBN secara keseluruhan. Namun, ditemukan bahwa hampir separuh dari alokasi tersebut digunakan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Meskipun anggaran yang dialokasikan tergolong besar, rincian alokasinya menuai kritik dikarenakan sebagian besar dana digunakan untuk MBG. Detail dari alokasi tersebut terbagi untuk sekolah dan kampus sebesar Rp150,1 triliun, siswa dan mahasiswa Rp401,5 triliun, serta guru, dosen, dan tenaga kependidikan senilai Rp178,7 triliun. Program MBG sendiri termasuk dalam kategori siswa-mahasiswa.
Adapun rincian alokasi dana untuk siswa-mahasiswa mencakup berbagai program seperti Bidikmisi/KIP Kuliah, Beasiswa LPDP, Program Indonesia Pintar (PIP), Renovasi madrasah dan sekolah, serta lainnya. Sedangkan untuk sekolah-kampus, alokasi dana dialokasikan untuk pembangunan, operasional, dan bantuan operasional sekolah. Untuk guru, dosen, dan tenaga kependidikan, terdapat tunjangan dan gaji pendidik yang menjadi bagian dari alokasi anggaran pendidikan tersebut.
Dengan adanya kritik terhadap rincian alokasi anggaran pendidikan yang signifikan untuk program Makan Bergizi Gratis, perlu terus dilakukan evaluasi guna memastikan efektivitas dan efisiensi penggunaan dana yang telah dialokasikan untuk sektor pendidikan.