Joao Angelo De Sousa Mota, mantan Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara, merasa gelisah melihat kondisi sistem pangan nasional yang tergolong bobrok setelah menjabat di perusahaan tersebut. Appointmentsnya sebagai Dirut PT Agrinas Pangan Nusantara pada 10 Februari 2025 melalui penunjukan dari Menteri BUMN membuatnya semakin sadar akan kondisi tersebut di perusahaan BUMN di bawah naungan Danantara. Joao Mota merasa tidak dapat lagi mentoleransi praktik-praktik yang dapat merusak sistem pangan nasional yang dijalankan. Meskipun sudah tiga kali mengajukan pengunduran diri, namun keputusan tersebut masih belum disetujui oleh pihak Danantara dengan berbagai alasan yang mereka kemukakan.
Menurut Joao Mota, BPI Danantara masih menerapkan sistem birokrasi lama yang rumit dan memperlambat akselerasi dari program pangan nasional yang ingin mereka capai. Karena sistem yang terlalu berbelit di BPI Danatara, hal tersebut juga menjadi salah satu alasan mengapa Joao memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur utama. Dalam konferensi pers baru-baru ini, Joao menyatakan bahwa Danantara seharusnya dibentuk sebagai badan baru yang mempercepat proses dan kegiatan bisnis, bukan sebagai birokrasi yang rumit dan sulit diwujudkan.
Pasca pengunduran diri sebagai Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara, Joao Angelo De Sousa Mota dengan terbuka mengungkapkan kelemahan sistem pangan nasional dan nasib petani yang hanya dianggap sebagai buruh belaka. Mantan Dirut Agrinas itu merasa kesulitan dalam menjalankan program-program dan agenda pemerintah untuk memajukan sektor pangan nasional tanpa dukungan anggaran yang memadai untuk pelaksanaannya.