spot_img

Prabowo Subianto

Efek Negatif Jika Matikan Mesin Motor Matic dengan Standar

Saat ini, kebanyakan motor dilengkapi dengan fitur Side Stand Switch yang berfungsi untuk melindungi mesin dan memberikan keamanan tambahan saat standar samping diturunkan. Namun,...
HomeprabowoWamendukbangga: 18 Ribu Kader Siap Jadi Ujung Tombak Distribusi MBG - Transformasi...

Wamendukbangga: 18 Ribu Kader Siap Jadi Ujung Tombak Distribusi MBG – Transformasi Distribusi MBG through 18K Dedicated Kader

Sebanyak 18 ribu kader Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) siap menjadi ujung tombak program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk Ibu Hamil, Ibu menyusui, Paud, dan Balita terutama yang berusia di bawah 2 tahun. Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, mengungkapkan hal tersebut saat menghadiri acara diskusi Double Check yang diselenggarakan Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) bekerja sama dengan Gempita di Jakarta. Diskusi bertema “Peran Pembangunan Keluarga dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045” turut dihadiri oleh Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan, serta Tenaga Ahli Utama PCO, Chacha Anisa.

Isyana menyatakan bahwa pemerintah telah melakukan langkah-langkah nyata untuk menyiapkan generasi emas 2045, salah satunya melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak hanya ditujukan untuk anak sekolah, tetapi juga untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, dan Paud. Kolaborasi antara Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dengan Badan Gizi Nasional (BGN) memainkan peran penting dalam distribusi program ini.

Selain kader PKB dan PLKB, Kemendukbangga juga bekerjasama dengan Kemenkes dan Kementerian Dalam Negeri dalam membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader PKK, dan kader KB. Mereka menjadi ujung tombak dalam distribusi MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita terutama yang berusia di bawah dua tahun. Isyana menekankan pentingnya gizi bagi ibu hamil, menyusui, dan balita yang menjadi fokus program ini.

Selain itu, Isyana juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini, dimulai dari tingkat keluarga. Ia menekankan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang baik dibangun dari keluarga, yang mempengaruhi dinamika masing-masing keluarga. Isyana juga menegaskan bahwa 1.000 hari pertama kehidupan sangat penting untuk mencegah stunting, dimulai sejak dalam kandungan.

Melalui program-program kolaboratif ini, pemerintah berupaya menjaga kesehatan ibu hamil, menyusui, dan balita untuk mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.

Source link