Provinsi Bali telah menjadi target favorit bagi para pengedar narkoba, termasuk dari kartel narkotika Amerika Latin. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), wilayah tersebut masih menjadi pusat peredaran berbagai jenis narkotika. Dalam satu bulan terakhir, petugas BNNP Bali dan bea cukai berhasil mengungkap lima kasus, yang menghasilkan penangkapan enam tersangka, termasuk empat warga negara Indonesia, satu warga Brazil, dan satu warga Afrika Selatan. Barang bukti yang disita mencakup 2,3 kg sabu dan 3 kg kokain.
Kepala BNN mengatakan bahwa penyelundupan kokain sebesar 3 kg dalam satu operasi adalah pencapaian yang signifikan, menunjukkan potensi pasar besar kokain di Bali. Hal ini terkait dengan distribusi kokain oleh kartel Amerika Selatan, dimana seorang kurir dari Brazil yang ditangkap dikendalikan sepenuhnya oleh bosnya di Amerika Selatan. Selain itu, BNN dan instansi terkait lainnya telah mengamankan 561 kg narkoba dalam berbagai jenis dari 84 kasus selama Juni-Juli 2025. Penyelundupan kokain di Indonesia terus meningkat, menyoroti keberadaan jaringan kartel narkoba Amerika Latin yang terus memperluas pasar kokain di Indonesia, terutama di destinasi pariwisata.
Ekspansi kartel narkoba Amerika Latin ke Indonesia diyakini sebagai dampak dari kebijakan keras Pemerintah Amerika Serikat terhadap kartel tersebut. Penegakan hukum terhadap kartel narkoba Amerika Latin di Amerika Serikat telah mendorong mereka untuk menyasar pasar narkoba di Indonesia, yang membuat penyelundupan kokain semakin marak. Upaya-upaya ini memberikan peringatan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman peredaran narkoba yang semakin kompleks.
