Seorang mahasiswi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah, mengalami dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh oknum guru besar kampus tersebut. Kejadian ini memicu aksi massal dari mahasiswa Unsoed yang menuntut pihak kampus untuk menyelidiki kasus tersebut secara menyeluruh. Rektorat Unsoed telah membentuk Tim Pemeriksa untuk menginvestigasi laporan yang diterima terkait kasus tersebut.
Presiden BEM Unsoed, Muhammad Hafidz Baihaqi, mengakui bahwa sejumlah mahasiswa telah melakukan aksi solidaritas sebagai bentuk dukungan terhadap penanganan kasus kekerasan seksual di kampus. Meskipun tidak atas nama lembaga BEM, mahasiswa menekankan pentingnya keadilan bagi korban. Laporan telah diterima oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unsoed dan sedang dalam proses investigasi internal.
Prosedur penanganan kasus dimulai dari investigasi oleh Satgas PPKS kemudian hasilnya akan diberikan kepada tim khusus yang dibentuk rektorat. Tim tersebut akan menyusun rekomendasi sanksi yang kemudian diajukan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) untuk tindak lanjut. Wakil Rektor Unsoed, Prof Kuat Puji Prayitno, mengatakan tim yang menangani kasus tersebut sedang bekerja intensif dan meminta kerjasama dari semua pihak untuk menyelesaikan kasus dengan cermat.
Unsoed menegaskan komitmennya dalam menangani kasus kekerasan seksual dan akan melakukan investigasi secara menyeluruh. Kasus ini menjadi perhatian serius bagi kampus dan langkah-langkah investigasi akan terus dilakukan untuk mengungkap fakta secara akurat. Keseriusan Unsoed dalam menangani kasus tersebut tidak diragukan lagi dan kampus akan menyelesaikan masalah ini secara tuntas.
