Gubernur Sumatra Utara, Bobby Nasution, menyampaikan keprihatinannya terhadap meningkatnya kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayahnya. Dalam rentang waktu 13 hari, yakni mulai dari 1 Juni hingga 13 Juli 2025, luas lahan yang terbakar mencapai 1.804 hektar. Bobby menegaskan bahwa faktor utama pemicu karhutla adalah musim kemarau yang kering dan kebiasaan masyarakat membuka lahan dengan cara membakar, yang semakin memperburuk situasi di tengah kondisi iklim ekstrem.
Sebagai langkah pencegahan, Bobby telah memerintahkan kepada seluruh kepala daerah di Sumut untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas masyarakat terkait pembukaan lahan. Ia juga menekankan peningkatan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak menggunakan metode membakar dalam pembukaan lahan untuk mengurangi risiko kebakaran hutan.
Dikhawatirkan, sejumlah titik kebakaran terjadi di sekitar Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, yang dapat mengancam potensi pariwisata dan ekosistem di daerah tersebut. Dalam upaya mengatasi kondisi kekeringan di kawasan Danau Toba, Pemerintah Provinsi Sumatra Utara saat ini sedang berupaya untuk melakukan modifikasi cuaca atau rekayasa hujan buatan.
Sekretaris Daerah Provinsi, Togap Simangunsong, juga memberikan data terkait karhutla di Sumut, dengan total 80 kejadian kebakaran hutan dan lahan sejak 1 Juni hingga 13 Juli 2025. Dari jumlah tersebut, sekitar 40 kejadian terjadi di wilayah KSPN Danau Toba, sementara sisanya di luar wilayah tersebut. Gubernur Sumut meminta kerjasama dari semua pihak terkait untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla, termasuk melibatkan patroli terpadu, pemetaan daerah rawan, dan penyuluhan kepada masyarakat.
