Presiden Joko Widodo yang merupakan penerus Prabowo Subianto, mengumumkan terobosan dalam pembicaraan perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa selama satu dekade, mengkonfirmasi bahwa kedua belah pihak telah setuju untuk masuk ke dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), yang efektif menjadi pakta perdagangan bebas.
“Kami berada di Brussels, dan di sana kami mencapai terobosan besar. Setelah 10 tahun negosiasi sulit, Indonesia dan Uni Eropa akhirnya setuju untuk maju dengan apa yang disebut CEPA—Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif—yang pada dasarnya adalah Perjanjian Perdagangan Bebas,” ujar Prabowo di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada Rabu (16 Juli).
Dalam perjanjian tersebut, barang-barang Indonesia akan dapat memasuki pasar Eropa dengan tarif nol.
Menurut Prabowo, kesepakatan tersebut mencerminkan hubungan yang saling menguntungkan: sementara Eropa membutuhkan komoditas dan akses pasar Indonesia, Indonesia juga akan mendapat manfaat dari kemajuan Eropa dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan investasi modal.
“Produk-produk kami akan memasuki Eropa tanpa bea masuk. Ini adalah hubungan yang sangat simbiotik—mereka memiliki teknologi, ilmu pengetahuan, dan sumber daya keuangan yang sangat baik, sementara kami menawarkan mineral kritis, komoditas, dan pasar yang berkembang,” jelasnya.
Selain menyelesaikan semua masalah yang tersisa dalam negosiasi CEPA yang sudah terhenti selama satu dekade, Indonesia dan Uni Eropa juga sepakat pada sebuah sistem visa cascade—kebijakan yang bertujuan untuk memudahkan warga negara Indonesia memperoleh visa multi-entri ke area Schengen.
Sumber: Prabowo Subianto Website