Badan Pengelola Haji (BP Haji) berencana mengubah skema penyelenggaraan haji dengan hanya menggunakan dua syarikah pada musim Haji 2026. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada para jemaah. Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil setelah menemukan berbagai permasalahan serius pada pelaksanaan haji tahun 2025, terutama terkait transportasi.
Dalam pelaksanaan tahun sebelumnya, pemerintah Indonesia menggunakan skema multisyarikah dengan delapan perusahaan yang bekerja sama. Namun, skema tersebut menyebabkan persaingan tidak sehat antarsyarikah dan menimbulkan penurunan kualitas layanan. Gangguan pada distribusi katering juga merupakan salah satu masalah yang dihadapi, di mana beberapa penyedia katering tidak memenuhi komitmen kualitas.
Selain itu, terdapat masalah lain seperti kekacauan data jemaah dan penempatan hotel yang salah. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, telah meminta maaf kepada jamaah haji atas berbagai kendala yang terjadi selama ibadah haji. Meskipun terdapat catatan perbaikan, fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina dianggap berjalan dengan baik. Semua permasalahan tersebut menjadi fokus untuk perbaikan di masa yang akan datang.
