Warga Negeri Sepa, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, menggelar tradisi turun temurun Hadrat pada Jumat (6/6) dengan penuh kegembiraan. Dalam tradisi tahunan ini, mereka berpakaian serba hitam sambil mengantarkan hewan kurban keliling kampung. Acara dimulai dari Masjid Al-Falah Negeri Sepa dan dilanjutkan dengan prosesi keliling kampung sambil menggoyang lenso, berzikir, dan bernyanyi lagu-lagu perjuangan Nabi Muhammad SAW, sebagai bentuk penghormatan dan kenangan terhadap perang Karbala.
Peristiwa Bersejarah yang terjadi pada hari Asyura, di mana terjadi pertempuran antara pendukung Husain cucu Nabi Muhammad dan pasukan Yazid Bin Muawiyah dari kekhalifahan Umayyah, dikenang dalam tradisi Hadrat ini. Meskipun pasukan Husain jauh lebih sedikit jumlahnya dibanding pasukan Yazid, mereka yang gugur dalam pertempuran dianggap sebagai martir, dan Husain mendapatkan gelar Sayyid Al-Syuhada.
Tradisi Hadrat di Negeri Sepa memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari daerah lainnya di Maluku. Setiap tanggal 10 Zulhijah, warga Negeri Sepa melaksanakan tradisi antar hewan kurban sambil bernyanyi lagu-lagu perjuangan dan melantunkan zikir sebagai wujud penghargaan terhadap peristiwa Karbala. Peserta seperti Adam Sopalatu telah lama menantikan tradisi ini, dan setiap peserta diharapkan menjaga kesehatan agar dapat menyelesaikan seluruh rangkaian acara Hadrat dengan baik.
Tradisi Hadrat bukan hanya sekadar seremoni, melainkan juga memiliki makna mendalam dalam memupuk tali silaturahmi, rasa persaudaraan, dan kebersamaan antar-warga. Dengan harapan dapat dipertahankan dan dijadikan agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, tradisi Hadrat Negeri Sepa diharapkan dapat terus membangun semangat kebersamaan dan persatuan di tengah masyarakat.
