Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Meskipun muncul wacana untuk menghentikan program ini, banyak yang menganggap bahwa MBG memiliki dampak positif yang signifikan. Program MBG sering dikritik oleh sejumlah media nasional karena berbagai masalah yang muncul sejak diluncurkannya. Salah satu sorotan adalah kendala pembayaran mitra dapur MBG di SPPG Kalibata, Jakarta Selatan, serta kasus keracunan massal yang menimpa siswa di Jawa Barat. Direktur Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, menilai bahwa menghentikan MBG dapat merugikan anak-anak dari keluarga rentan yang bergantung pada dukungan negara. Meskipun program ini memiliki kekurangan, namun telah memberikan dampak besar bagi masyarakat. Hingga bulan April ini, sekitar tiga juta anak Indonesia telah mendapat manfaat dari MBG, dengan tumbuhnya dapur komunitas dan peningkatan permintaan kepada petani lokal. Program MBG dianggap sebagai intervensi terarah untuk menangani masalah gizi buruk, kemiskinan struktural, dan minimnya lapangan kerja lokal, yang memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa.