spot_img
spot_img

Prabowo Subianto

Tips Membeli Mobil Bekas Tanpa Tertipu: 10 Pedoman Terbaik

Membeli mobil bekas menjadi pilihan yang menarik bagi banyak orang, terutama pemula, karena harganya yang lebih terjangkau dibandingkan mobil baru. Namun, tanpa kehati-hatian, pembelian...
spot_img
HomeOtomotifMemahami Fenomena Pelan Gapai Klakson Vespa di Era Digital

Memahami Fenomena Pelan Gapai Klakson Vespa di Era Digital

Budaya Saling Klakson Pengguna Vespa yang Mulai Terkikis Zaman

Tradisi sederhana seperti saling klakson atau melambaikan tangan antara dua pengendara Vespa di jalan sebenarnya memiliki makna solidaritas yang dalam. Tradisi ini telah lama menjadi bagian dari budaya komunitas Vespa, namun kini mulai memudar terutama di kalangan pengguna Vespa matik generasi baru.

Saling klakson, melambaikan tangan, atau mengangguk sebagai bentuk salam merupakan simbol persaudaraan di antara sesama pengguna Vespa. Nilai-nilai kebersamaan ini akar dalam kebiasaan di jalanan kota besar maupun pelosok daerah di kalangan pecinta skuter asal Italia ini. Namun, dengan munculnya berbagai varian Vespa modern, tradisi ini mulai memudar.

Para pecinta Vespa klasik seperti Om Benk mengungkapkan harapannya agar semangat persaudaraan yang selama ini diperlihatkan oleh pengguna Vespa klasik juga dilestarikan oleh pengguna Vespa matik. Penurunan dalam mengucapkan salam atau memberikan bantuan antar sesama pengguna Vespa merupakan fenomena yang menunjukkan kehilangan nilai kesolidaritasan di antara komunitas Vespa.

Seorang pengamat transportasi, Muslich Zainal Asikin, menegaskan bahwa interaksi sosial unik di antara pengguna Vespa berbeda dari pengguna motor lainnya. Solidaritas tinggi di antara pengguna Vespa dikarenakan pemahaman bersama akan lika-liku menjadi pengendara Vespa, seperti dorong motor saat mogok atau bongkar mesin di pinggir jalan.

Budaya solidaritas dalam komunitas Vespa tidak hanya sebatas tradisi semata, tetapi juga merupakan bagian dari sejarah panjang penggunaan Vespa di Eropa. Di Inggris pada dekade 1960-an, Vespa menjadi simbol gaya hidup dan solidaritas di kalangan pemuda kelas pekerja. Di Indonesia, pada era 1970-an hingga 1980-an, Vespa juga menjadi kendaraan favorit dan membentuk komunitas dengan fokus pada kegiatan sosial dan kemanusiaan.

Peran komunitas seperti Lhapscoot yang didirikan oleh Sunartato menunjukkan pentingnya solidaritas, kerja sama, dan nilai kemanusiaan di antara anggotanya. Namun, generasi baru pengguna Vespa, terutama yang menggunakan model matik, belum sepenuhnya memahami tradisi solidaritas ini.

Fenomena terkikisnya budaya saling sapa di ruang publik menjadi alarm bagi komunitas Vespa. Dalam era modernisasi dan individualisme yang deras, menjaga tradisi sederhana seperti membunyikan klakson bisa menjadi simbol kehangatan dan persaudaraan yang mulai langka. Solidaritas Vespa bukan hanya cerita masa lalu, tetapi harus dilestarikan untuk menjaga nilai-nilai kebersamaan di kalangan pengguna Vespa.

Source link

spot_img