Pemerintah Kota Jakarta Timur menilai bahwa upaya Kementerian Pertanian dalam membangun urban farming merupakan langkah yang tepat. Keterlibatan perempuan dalam meningkatkan konsumsi makanan bergizi melalui kegiatan urban farming menjadi kunci penting dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Hal ini terungkap dalam sebuah seminar yang digelar dalam rangka memperingati hari Kartini di kantor Walikota Jakarta Timur, dihadiri oleh lebih dari 100 perwakilan kelompok perempuan dari Jakarta dan 1.000 perwakilan kelompok perempuan dari seluruh Indonesia secara daring, serta kader posyandu, penggiat urban farming, dan instansi terkait dari sektor kesehatan dan pertanian.
Urban farming telah terbukti menjadi solusi praktis dan berkelanjutan untuk menyediakan sayuran segar di lingkungan rumah tangga, terutama di daerah perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan. Dengan teknologi budidaya sederhana dan bibit unggul berkualitas, perempuan dapat memainkan peran penting dalam menyediakan makanan sehat langsung dari pekarangan. Penggiat urban farming, Sutinah, menegaskan pentingnya menggunakan bibit unggul berkualitas dan mengikuti teknik budidaya yang disarankan oleh ahli pertanian untuk mencapai hasil panen yang baik.
Selama lebih dari satu dekade, Sutinah telah berhasil menanam berbagai jenis sayuran, seperti bayam, kangkung, caisim, cabai, terung, dan labu madu dengan bibit unggul “Cap Panah Merah”. Keberhasilan ini telah ditularkan kepada kelompok-kelompok perempuan untuk mendukung ketahanan pangan dan gizi. Urban farming bukan hanya menjadi solusi praktis dalam menyediakan sayuran segar, tetapi juga menjadi langkah penting dalam mendukung peningkatan konsumsi makanan yang bergizi di masyarakat. Dengan peran perempuan yang semakin aktif dalam urban farming, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat terus turun.