Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) mengklaim telah bertemu dengan pihak keluarga dari calon siswa Polisi Wanita (Polwan) bernama Lasmini yang tidak memenuhi syarat oleh Mabes Polri untuk mengikuti pendidikan Pusdik Sekolah Polwan Polri. Lasmini, seorang anak nelayan di NTT, sebelumnya dinyatakan tidak lolos untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Polwan Polri di Jakarta. Kejadian ini kemudian dilaporkan oleh keluarga ke Komisi III DPR RI.
Kapolres Manggarai Timur AKBP Suryanto menjelaskan bahwa pertemuan antara pihak kepolisian dan keluarga Lasmini berlangsung di rumah orang tua Lasmini. Pada pertemuan tersebut, pihak kepolisian menyerahkan bukti yang membuktikan bahwa Lasmini tidak memenuhi syarat untuk melanjutkan pendidikan. Meskipun Lasmini menolak menandatangani dokumen bukti yang diberikan, keluarganya diyakini telah memahami dan menerima informasi tersebut.
Lasmini kemudian melalui perwakilan keluarganya mengadukan peristiwa yang dialaminya ke Komisi III DPR. Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol. Henry Novika Chandra menegaskan bahwa proses rekrutmen Polwan telah dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dan Lasmini adalah satu-satunya calon siswa Polwan yang lolos seleksi tingkat daerah. Namun, setelah tes kesehatan dan penelusuran mental dan kepribadian di tingkat pusat, yaitu Mabes Polri, ditemukan temuan terkait masalah asusila dan amoral, sehingga Lasmini dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Polisi Wanita.
Pemeriksaan seleksi dilakukan secara objektif dan meliputi berbagai aspek, seperti kesehatan, mental kepribadian, wawasan kebangsaan, moral, catatan kriminal, hingga aktivitas di media sosial. Hasil pemeriksaan tersebut menentukan kelulusan peserta hingga tahap pendidikan, dimana Lasmini tidak memenuhi standar etika moral yang diatur dalam regulasi kepolisian. Polda NTT siap memberikan keterangan jika dipertanyakan oleh DPR RI, namun keputusan untuk menggugurkan keikutsertaan Lasmini di sekolah Polwan karena tidak memenuhi syarat menjadi kewenangan Mabes Polri.
