Di Kupang, PT. Kristus Raja Maumere (Krisrama), sebuah perusahaan yang dimiliki oleh Keuskupan Maumere Kabupaten Sikka di NTT, telah membongkar 120 rumah warga yang diduga berada di lahan HGU milik perusahaan tersebut. Tindakan pembongkaran rumah warga dilakukan oleh PT. Krisrama yang telah memiliki Sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) sejak tahun 2023 untuk mengelola lahan seluas 325 hektare di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura.
Pada hari Selasa yang lalu, PT. Krisrama melakukan pembongkaran rumah warga tersebut dengan menggunakan dua alat berat eskavator di bawah pengawasan Pastor Yan Varocha. Rumah-rumah yang dibongkar tersebut, menurut warga setempat, berisi penghuni, termasuk usaha kecil seperti bengkel dan warung.
Sejumlah warga yang rumahnya terdampak oleh pembongkaran ini saat ini tinggal di tenda-tenda darurat karena kehilangan tempat tinggal akibat aksi penggusuran yang dilakukan oleh PT. Krisrama. Meskipun warga tidak memiliki bukti kepemilikan atas lahan tersebut sejak 2014, mereka berusaha mempertahankan hak ulayat dan keberlanjutan tradisi adat mereka.
Di sisi lain, Direktur PT. Krisrama, Romo Ephiphanus Rimo, membantah adanya kekerasan dan intimidasi dari pihak perusahaannya dalam proses pembongkaran tersebut. Beliau menyatakan bahwa korban yang sebenarnya adalah para karyawan PT. Krisrama yang mengalami ancaman senjata tajam dan lemparan batu dari warga setempat.
Meski demikian, peristiwa kontroversial ini memiliki dampak yang luas bagi masyarakat setempat dan menyebabkan ketidakpastian hukum dan ketegangan sosial. Semoga penyelesaian yang adil dan bijaksana bisa ditemukan untuk masalah ini agar kedamaian dan keadilan bisa terwujud bagi semua pihak yang terlibat.
