Surabaya, CNN Indonesia — Debat publik perdana calon bupati (Cabup) dan calon wakil bupati (Cawabup) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bojonegoro pada Sabtu (19/10) malam, terpaksa dibatalkan karena keributan.
Pembatalan tersebut disebabkan oleh ketegangan yang muncul karena pasangan calon nomor urut 1, Teguh Haryono-Farida Hidayati menuntut agar debat dilakukan dalam format lengkap, yang melibatkan baik Cabup maupun Cawabup. Sebelumnya, sudah disepakati bahwa debat publik perdana hanya akan melibatkan Cawabup.
Awalnya, acara debat berlangsung lancar. Para peserta dan tamu undangan mengikuti rangkaian pembukaan dengan hikmat. Kedua Cawabup, yaitu Farida Hidayati dari paslon 1 dan Nurul Aziah dari paslon 2, telah bersiap di panggung.
Namun, ketegangan muncul saat moderator membuka sesi pertama yang berisi penyampaian visi-misi. Cawabup nomor 1 mendapat giliran pertama untuk menyampaikan visi-misi. Namun, Farida memutuskan untuk memanggil Cabup Teguh ke atas panggung.
Farida menjelaskan bahwa panggilan tersebut sesuai dengan peraturan KPU nomor 1363 dan SK KPU Bojonegoro nomor 1529 yang memperbolehkan pasangan calon tampil bersama dalam debat.
Teguh naik ke panggung dan hal tersebut memicu sorakan dan protes dari pihak lawan. Di tengah keributan, Teguh bahkan berteriak dan suasana pun menjadi tidak kondusif. Moderator mencoba untuk menenangkan situasi namun akhirnya debat harus dihentikan.
KPU Bojonegoro berusaha untuk mediasi namun tidak berhasil mencapai kesepakatan. Tim paslon 1, Teguh-Farida, terus menuntut agar debat dilaksanakan dengan format lengkap.
Meskipun debat akhirnya dibatalkan, Nurul, Cawabup dari paslon 2, tetap legawa dan berharap agar debat selanjutnya bisa berjalan dengan baik agar masyarakat Bojonegoro dapat mengetahui visi-misi dari masing-masing paslon.