BANDA ACEH — Peperangan di Timur Tengah makin tak terkendali, Israel bahkan kini mulai melakukan penyerangan darat ke Lebanon dan Iran membombardir Tel Aviv.
Akibatnya, para sandera Yahudi yang menyulut peperangan Israel dengan sejumlah negara tetangganya kini justru mulai dilupakan.
Setidaknya hal itu dikatakan oleh Mandy Damary, ibunda Emily Damary (28) yang mejadi sandera dalam penyerbuan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Satu tahun sudah Emily tidak diketahui nasibnya. Sang ibunda menengisi nasib utrinya, ia juga menyalahkan pemerintahan Inggris yang dianggap tidak sungguh-sungguh ingin membebaskan Emily yang berkewarganegaraan Inggris-Israel tersebut.
Dia adalah satu-satunya warga Inggris yang masih ditahan oleh Hamas, namun hingga kini nasibnya belum jelas, bersama 96 sandera lainnya.
Dengan meluasnya peperangan, Mandy mengatakan bahwa nasib anaknya bersama puluhan sandera yang lain akan terlupakan.
“Bayangkan, sejenak jika Emily adalah putri Anda. Coba bayangkan apa yang sedang dialaminya. Sejak 7 Oktober tahun lalu, dia disandera oleh Hamas di terowongan teror Gaza, 20 meter atau lebih di bawah tanah, disekap, disiksa, diisolasi, tidak bisa makan, berbicara, atau bahkan bergerak tanpa izin orang lain,” kata Mandy dalam sebuah pertemuan dikutip oleh BBC.
Sementara sebelumnya Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Inggris “harus dengan tegas mendukung komunitas Yahudi”.
Akan tetapi hingga kini tidak banyak yang bisa diperbuat oleh Starmer. Mandy meminta agar negaranya dan dunia berbuat lebih banyak untuk mengamankan pembebasan putrinya, dan para sandera lainnya.
“Bagaimana mungkin dia masih dipenjara di sana setelah satu tahun? Mengapa seluruh dunia, terutama Inggris, tidak berjuang setiap saat untuk mengamankan pembebasannya? Dia salah satu dari mereka sendiri.”
Setahun Penyerangan
Sementara pasukan Israel atau IDF mengerahkan banyak pasukan di wilayah selatan Gaza menjelang 7 Oktober 2024 atau setahun penyerangan Hamas ke Israel.
“Divisi Gaza (angkatan darat) IDF telah diperkuat dengan beberapa peleton, dengan pasukan yang ditempatkan untuk mempertahankan masyarakat dan daerah perbatasan,” kata IDF seperti diberitakan Arab News.
Hari Minggu (6/10/2024) kemarin, prajurit IDF diperlengkapi dengan senjata komplit untuk mempertahankan wilayah.
Tiga divisi disebutkan sedang bekerja untuk membongkar infrastruktur dan melemahkan kemampuan Hamas.
“Komando Selatan tetap dalam keadaan waspada dan siap menghadapi hari-hari mendatang,” kata komandan Mayor Jenderal Yaron Finkelman