Label AI TikTok kini mulai diterapkan. Ya, TikTok telah mengambil langkah inovatif dengan mewajibkan para pembuat konten untuk memberi label khusus pada konten yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Baca Juga: 3 Cara Komen Biru di TikTok, Inilah Langkah-Langkahnya
TikTok memperkenalkan kebijakan ini melalui fitur baru bernama “AI-generated” yang memungkinkan pengguna untuk menandai konten foto, video, audio, atau efek hasil atau modifikasi dengan bantuan AI. Label ini akan muncul di antara nama pengguna dan informasi lagu pada postingan TikTok.
Mengenal Label AI TikTok
Langkah ini sedang diterapkan secara bertahap. Upaya ini merupakan bagian dari komitmen TikTok untuk menciptakan lingkungan yang lebih transparan dan bertanggung jawab bagi pengguna. Penggunaan AI dalam pembuatan konten semakin berkembang.
Sementara itu, potensi AI untuk menyesatkan pemirsa tanpa label yang jelas menjadi perhatian utama TikTok. Oleh karena itu, label AI-generated ini sebagai salah satu cara untuk mencegah penyebaran informasi yang tidak jelas, serta memastikan konten yang beredar di platform sesuai konteks yang baik.
Kebijakan Label Konten AI
TikTok telah memperbarui pedoman komunitasnya pada awal tahun 2023. Pedoman ini berisi kebijakan yang mengharuskan pembuat konten untuk memberi label pada konten berbasis kecerdasan buatan, terutama yang menggunakan gambar, audio, atau video yang terlihat realistis.
Aturan ini ada untuk membantu pemirsa memahami bahwa konten tersebut hasil AI dan bukan hasil karya manual pembuat konten sepenuhnya. Dalam pengumumannya di TikTok Newsroom, perusahaan ini menjelaskan tiga poin utama terkait kebijakan pelabelan konten berbasis AI.
Pertama, pembuat konten harus memberi Label AI TikTok pada konten yang sepenuhnya hasil AI atau mereka edit secara signifikan menggunakan kecerdasan buatan. Kedua, label ini penting untuk memudahkan pemirsa dalam membedakan konten asli dan konten hasil AI.
Ketiga, TikTok berhak untuk menghapus atau men-take down konten yang tidak dilabeli. Terutama jika konten tersebut menampilkan visual yang realistis tanpa tanda bahwa itu hasil buatan AI.
TikTok juga berencana menguji fitur yang dapat secara otomatis memberi label pada konten berbasis AI. Langkah ini sejalan dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang menawarkan peluang kreatif, tetapi juga berpotensi untuk menyesatkan jika tidak diberi informasi yang tepat.
Contoh kasus yang pernah terjadi adalah viralnya lagu “Heart on My Sleeve” yang menggunakan suara replika penyanyi Drake dan The Weeknd. Lagu tersebut viral di TikTok dan Twitter, meskipun pada kenyataannya suara itu dihasilkan oleh AI.
Kolaborasi dengan C2PA dan Upaya Transparansi
Dalam mensukseskan label AI TikTok, platform ini juga berkolaborasi. Ya, untuk memastikan transparansi yang lebih baik dalam penggunaan AI di platformnya, TikTok bekerja sama dengan Koalisi untuk Pembuktian dan Keaslian Konten (Coalition for Content Provenance and Authenticity/C2PA).
Organisasi ini bertugas menetapkan standar informasi online dan melakukan pelacakan terhadap asal-usul konten yang pengguna unggah. Dengan teknologi Content Credentials milik C2PA, TikTok dapat melacak metadata suatu konten untuk mendeteksi apakah konten tersebut hasil AI atau pengguna edit dengan AI.
Metadata ini memberikan detail seperti lokasi, waktu pembuatan, dan apakah konten dihasilkan oleh kecerdasan buatan. Informasi ini tetap melekat pada konten tersebut, bahkan jika pengguna mengunduhnya.
Upaya ini tidak hanya membantu dalam pelabelan konten AI, tetapi juga berfungsi sebagai langkah untuk memastikan bahwa setiap konten hasil dari teknologi AI dapat diidentifikasi dengan jelas.
Baca Juga: Begini Cara Buat Playlist di TikTok, Dijamin Gampang
Namun, upaya ini tentu tidak sepenuhnya sempurna. Menurut OpenAI, pengembang ChatGPT, metadata konten dapat terhapus dengan mudah. Hal ini membuat pelabelan konten berbasis AI menjadi tantangan yang harus dihadapi TikTok, terutama dalam menangani potensi penyebaran konten yang menyesatkan.
Mengapa Pelabelan AI Penting?
Banyak orang mungkin bertanya-tanya mengapa TikTok begitu berusaha keras untuk melabeli konten AI. Salah satu alasan utamanya adalah untuk mencegah penyebaran informasi palsu atau disinformasi.
Teknologi deepfake, misalnya, menggunakan kecerdasan buatan untuk menciptakan video atau audio yang sangat meyakinkan namun sepenuhnya palsu. Hal ini dapat digunakan untuk menipu orang, merusak reputasi, atau memengaruhi opini publik.
Dengan memberikan label pada konten AI, TikTok berharap dapat mengurangi risiko tersebut. Pengguna akan lebih waspada dan kritis terhadap konten yang mereka konsumsi.
Selain itu, pelabelan ini juga bertujuan melindungi hak kekayaan intelektual. Konten hasil AI seringkali melibatkan karya orang lain tanpa izin yang dapat melanggar hak cipta. Dengan melabeli konten berbasis AI, TikTok membantu memastikan bahwa karya asli mendapatkan pengakuan yang layak.
Membangun Etika Penggunaan AI
Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya membangun etika penggunaan teknologi kecerdasan buatan di kalangan kreator konten. Transparansi menjadi kunci dalam penggunaan AI secara bertanggung jawab.
TikTok ingin memastikan bahwa kreator menyadari dampak yang dapat muncul dari penggunaan teknologi AI yang tidak transparan. Dalam beberapa bulan terakhir, TikTok telah berkolaborasi dengan berbagai organisasi untuk meningkatkan literasi media di kalangan penggunanya.
Beberapa organisasi yang berkolaborasi dengan TikTok adalah MediaWise dan Witness, yang bergerak di bidang hak asasi manusia. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengedukasi pengguna tentang pentingnya mengetahui asal-usul konten yang mereka konsumsi dan bagaimana bertanggung jawab dalam memproduksi konten di era kecerdasan buatan.
Pemberian label “AI-generated” pada konten di TikTok merupakan langkah penting dalam menjaga integritas platform ini. Dengan mengutamakan transparansi dan tanggung jawab, TikTok berusaha untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan autentik.
Baca Juga: Cara Aktifkan Family Pairing TikTok Batasi Penggunaan untuk Anak
Meski tantangan masih ada, langkah pemberian label AI TikTok ini menunjukkan komitmen TikTok dalam mencegah penyalahgunaan teknologi AI dan menjaga ekosistem digital yang sehat. Melalui kolaborasi dengan organisasi terkait dan inovasi teknologi, TikTok berupaya menghadirkan konten yang lebih jujur dan bertanggung jawab, di mana pengguna dapat menikmati kreativitas teknologi AI tanpa merasa bingung atau tertipu. (R10/HR-Online)