BANDA ACEH – Milisi sayap kanan Lebanon, Hizbullah kembali melakukan serangan, menembakkan lebih dari 80 roket ke pemukiman di Galilea selama 24 jam terakhir. “Hizbullah menembakkan lebih dari 80 roket ke pemukiman di Galilea Atas tak lama setelah serangan udara baru-baru ini yang menargetkan ibu kota Beirut,” jelas laporan juru bicara Hizbullah seperti yang dikutip oleh Anadolu.
Akibat serangan brutal tersebut, kota Safed di Galilea Utara mengalami kebakaran hebat. Menurut laporan harian Israel Yediot Ahronoth, satu roket menghantam sebuah rumah di pemukiman Rosh Pinna dekat Safed, menyebabkan kebakaran dan kerusakan properti.
Sementara itu, video di media sosial menunjukkan api berkobar di bukit-bukit, setelah roket-roket diluncurkan pada malam hari. Serangan roket Hizbullah juga membuat sirine berbunyi di beberapa wilayah untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.
Hizbullah mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut. Hal ini diumumkan langsung oleh pasukan Hizbullah dari Lebanon. Mereka menjelaskan bahwa target utama serangan adalah unit elite angkatan laut Israel Shayetet 13 di pangkalan Atlit, selatan Haifa.
Serangan ini terjadi setelah pertempuran sengit dengan Israel akibat ledakan pager dan handy talky di Lebanon yang menewaskan puluhan orang, termasuk anggota Hizbullah. Hizbullah menuduh Israel sebagai pelaku di balik ledakan tersebut.
Di sisi lain, kelompok Houthi di Yaman menyatakan dukungan mereka kepada Hizbullah setelah serangan Israel di Lebanon. Mereka menegaskan kesiapannya untuk membantu Lebanon dan Hizbullah dalam konflik lintas perbatasan dengan Israel.
Selain itu, milisi Perlawanan Islam di Irak juga mengintensifkan serangan mereka terhadap situs vital Israel menggunakan rudal jelajah Al’Arqab. Mereka melancarkan serangan terhadap target utama di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Ada juga laporan bahwa puluhan ribu milisi dari tiga negara Arab berada di dekat Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki oleh Israel, untuk membantu Hizbullah menyambut kemungkinan serangan darat Israel. Milisi dan tentara bayaran ini berasal dari Irak, Yaman, dan Suriah.