Kapolsek Galang Iptu Alex Yasral menyebutkan, warga Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau yang melakukan aksi anarkis di fasilitas PT Makmur Elok Graha (MEG) diduga terprovokasi oleh oknum. Polisi pun kini sedang mengejar terduga provokator itu.
“Ada oknum yang memancing, memberi informasi kepada warga bahwa ada kesewenang-wenangan dari pihak MEG,” kata Alex dalam keterangan, Minggu (22/9).
“Dari penelusuran kepolisian, kata Alex, oknum itu mengaku pemilik tanah dan akan menghibahkan lahan kepada warga.
Di sisi lain, katanya, BP Batam sudah membayarkan hak atas lahan kepada warga dan menyerahkan pengelolaannya kepada PT MEG.
Alex mengatakan bentrokan yang terjadi pada pekan lalu antara warga dan karyawan PT MEG terjadi karena komunikasi yang kurang baik. Ia mengklaim korban ada di dua kubu, baik warga maupun kubu PT MEG.
“Lebih lanjut, Alex menegaskan situasi Rempang yang aman, dan berharap warga mewaspadai aksi provokasi.
“Dalam keterangan yang sama, Dirut PT MEG Nuraini Setiawati mengklaim karyawannya melakukan pembelaan diri karena diserang oleh puluhan warga. Dia menyebut ada tiga karyawan PT MEG mengalami luka-luka akibat konflik dengan warga Rempang, Pulau Batam, Kepulauan Riau, Rabu (18/9).
Sebelumnya viral warga di Pulau Rempang yakni di Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang jadi korban pemukulan oleh orang tidak dikenal diduga dari PT MEG dan Xinyi Glass Holding sebagai penggarap PSN Rempang Eco City untuk Pembangunan pabrik kaca dan solar panel.
Warga dipukul saat mengadang orang tidak dikenal itu masuk ke kampung mereka untuk mengukur tanah di kampung Sungai Hulu, tepatnya di jalan arah masuk ke kawasan Goba.
Empat orang warga kemudian dilaporkan dirawat karena kekerasan yang diterima. Para warga terluka yang dirawat itu adalah Siti Hawa mengalami patah tangan, Samsudar luka di bagian bawah mata, Bakir mengalami luka bagian kening dan bengkak bagian kaki, termasuk istrinya.
“Pada Rabu pekan lalu, terkait bentrok, ada dua warga yang membuat pengaduan ke Polsek Galang. Kanit Reskrim Polsek Galang Ipda Andika Samudra kepada wartawan pada Rabu (18/9) menyatakan pelapor juga membawa hasil visum dari RSUD Embung Fatimah Batam.
“Meskipun demikian dia mengatakan peristiwa bentrok itu terjadi akibat miskomunikasi antara warga Sembulang Hulu dan pihak PT MEG.
“(kid, arp/ugo)