spot_img

Prabowo Subianto

Efek Negatif Jika Matikan Mesin Motor Matic dengan Standar

Saat ini, kebanyakan motor dilengkapi dengan fitur Side Stand Switch yang berfungsi untuk melindungi mesin dan memberikan keamanan tambahan saat standar samping diturunkan. Namun,...
HomeBeritaKenaikan Kasus Flu Teflon di Amerika: Penyebab dan Gejala yang Perlu Diketahui

Kenaikan Kasus Flu Teflon di Amerika: Penyebab dan Gejala yang Perlu Diketahui

JAKARTA – Permukaan antilengket sekarang banyak ditemui di berbagai peralatan memasak, mulai dari penggorengan hingga loyang muffin dan panci. Namun, tahukah Anda bahwa lapisan antilengket ini dapat membuat beberapa orang sakit?

Pada tahun 2023, 267 laporan dugaan demam asap polimer atau “flu teflon” dilaporkan ke Pusat Racun Amerika Serikat, tiga kali lipat dari jumlah tahunan pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2019, terdapat 79 kasus yang dilaporkan. Laporan serupa telah dilaporkan sejak tahun 2011, dan frekuensinya semakin meningkat.

Dari 267 kasus tersebut, tidak semuanya terkonfirmasi, dan tidak semua pasien melaporkan gejala. Beberapa pasien mungkin telah terpapar bahan kimia di tempat kerja.

Gangguan ini disebut demam asap polimer karena polimer yang membentuk lapisan antilengket biasanya berasal dari polytetrafluorethylene (PTFE) yang mencegah makanan menempel pada wajan. Menurut National Institutes of Health, bahan ini dapat terurai menjadi partikel-partikel kecil pada suhu memasak normal, melepaskan gas dan bahan kimia beracun.

Pusat Racun AS (The Poison Center) menjelaskan bahwa flu teflon disebabkan oleh menghirup asap dari produk yang terbakar, termasuk PTFE. Gejalanya meliputi sakit kepala, demam, menggigil, rasa tidak enak, sering merasa haus, batuk, mual, kelelahan, dan nyeri otot atau kram. Gejalanya dapat berlangsung selama satu hingga dua hari.

Bagaimana cara mencegah demam asap polimer?

Dilansir Study Finds, Ahad (1/9/2024), pakar kesehatan masyarakat dr. Faith Coleman mengungkapkan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah flu teflon. Berikut prinsip-prinsip keselamatan saat bekerja dengan asap ini dapat membantu menghindari penyakit:

1. Ventilasi dan filter udara

Gunakan kipas angin, buka jendela, atau operasikan pembersih udara yang dilengkapi dengan filter HEPA untuk mengurangi polusi udara dalam ruangan dan memfasilitasi pembuangan kontaminan di udara. Hindari menggunakan metode pembersihan abrasif (seperti menggunakan wol baja atau bantalan gosok logam) yang menghasilkan partikel di udara.

2. Pemilihan bahan alternatif yang lebih aman

Pilihlah bahan dan produk rendah emisi dengan kandungan logam yang lebih sedikit jika memungkinkan. Pilih bahan pembersih dan pelapis berbahan dasar air atau rendah VOC (senyawa organik yang mudah menguap) untuk meminimalkan paparan zat beracun. Pilihlah opsi yang ramah lingkungan dan rendah emisi untuk barang-barang konsumen jika memungkinkan.

Untuk paparan asap logam dan polimer, sebagian besar gejala akan sembuh dalam 24 hingga 48 jam. Jika ada yang terpapar asap logam atau asap polimer, lalu mengalami demam asap logam atau demam asap polimer, Coleman menyarankan untuk segera menjauh dari sumber yang menimbulkan asap. Lalu minum banyak air agar tetap terhidrasi, dan minumlah obat-obatan penurun demam seperti parasetamol.

Sumber: Republika