Kandidat untuk pemilihan presiden Iran Masoud Pezeshkian telah terpilih sebagai presiden baru Republik Islam Iran. Pezeshkian mengalahkan lawannya dari Partai Konservatif Saeed Jalili dalam putaran kedua pemilihan presiden.
Menurut laporan Anadolu, Pezeshkian berhasil mengumpulkan 16.384.403 suara dari total 30.530.157 suara yang dihitung. Sementara Jalili hanya mendapatkan 13.538.179 suara pada putaran kedua, meskipun jumlah pemilih yang lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Pemungutan suara dimulai pada Jumat pukul 8 pagi waktu setempat dan diperpanjang tiga kali hingga mencapai puncaknya pada tengah malam, dengan lebih dari 30 juta orang memberikan suara. Jumlah pemilih pada putaran kedua mencapai lebih dari 50 persen dari total penduduk, jauh lebih tinggi dari putaran pertama sebesar 40 persen dan pemilu presiden 2021 sebesar 48,8 persen.
Data resmi menunjukkan bahwa sekitar 61 juta warga Iran memiliki hak pilih, ditambah sekitar 10 juta warga Iran yang tinggal di luar negeri. Penghitungan suara dimulai segera setelah pemungutan suara ditutup pada tengah malam dan hasilnya diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri pada pukul 02.30.
Pezeshkian akan menggantikan Presiden Ebrahim Raisi yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei bersama tujuh orang lainnya. Sebelum terpilih sebagai presiden, Pezeshkian pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan di pemerintahan Mohammad Khatami (2001-2005) dan mewakili Tabriz di parlemen sejak 2008.
Sebagai seorang ahli jantung, Pezeshkian juga mengepalai Universitas Ilmu Kedokteran Tabriz, salah satu institusi medis terkemuka di Iran utara. Meskipun gagal dalam dua pencalonan sebelumnya untuk kursi kepresidenan pada tahun 2013 dan 2021, namun kali ini Pezeshkian berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan presiden Iran.
Sumber: Antara, Anadolu (Republika)