Bendera Israel berkibar di samping api yang berkobar di wilayah dekat perbatasan dengan Lebanon, di bagian utara Israel di Safed, Rabu, 12 Juni 2024.
LEBANON – Lebanon tengah berada dalam kondisi perang akibat ancaman dan serangan dari Israel. Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyatakan bahwa ancaman dari Israel membuat Lebanon mengalami perang psikologis.
“Semua orang bertanya-tanya apakah ini perang? Ya, kita berada dalam keadaan perang. Akibat serangan dari Israel, banyak korban jiwa baik dari kalangan sipil maupun non-sipil serta desa-desa yang hancur,” ujar Mikati seperti dilansir dari Sputnik, Sabtu (30/6/2024).
Pada 18 Juni, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan telah menyetujui rencana operasi serangan di Lebanon. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, kemudian menyatakan bahwa Israel hampir menetapkan untuk “mengubah aturan” terhadap Hizbullah dan Lebanon, dengan ancaman untuk menghancurkan gerakan tersebut “dalam perang total” dan “menyerang Lebanon dengan keras.”
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyatakan bahwa gerakan tersebut dapat melakukan serangan ke bagian utara Israel jika konfrontasi semakin meningkat. Situasi di perbatasan Israel-Lebanon semakin memburuk setelah dimulainya serangan militer Israel di Jalur Gaza pada Oktober 2023.
TNI dan pasukan Hizbullah terlibat dalam baku tembak di wilayah sepanjang perbatasan setiap harinya. Kementerian Luar Negeri Lebanon melaporkan sekitar 100.000 orang harus mengungsi dari rumah mereka di wilayah perbatasan, sementara Kementerian Luar Negeri Israel menyebutkan bahwa sekitar 80.000 warganya juga harus melakukannya.
Sumber: Republika (https://news.republika.co.id/berita/sfvm08282/israel-serang-lebanon-perang-kedua-negara-di-depan-mata)