Prabowo Subianto

Prabowo Subianto Janji Program Kesejahteraan Sentuh Anak-anak di Seluruh Indonesia

Jakarta – Presiden terpilih Prabowo Subianto berjanji bahwa program untuk kesejahteraan di pemerintahannya akan menyentuh seluruh anak-anak Indonesia. Hal ini dikatakan Prabowo saat menghadiri...
HomeBeritaDuta Besar Rusia di Amerika Serikat: Peran Ekspansionisme Barat dalam Menciptakan Ketidakstabilan...

Duta Besar Rusia di Amerika Serikat: Peran Ekspansionisme Barat dalam Menciptakan Ketidakstabilan Global

WASHINGTON – Kegiatan ekspansionis yang dilakukan oleh negara-negara Barat seperti Amerika Serikat telah menyebabkan destabilisasi di benua Eurasia dan dunia, kata Duta Besar Rusia di Washington Anatoly Antonov pada Selasa (25/6).

“Ekspansionisme seperti itu, yang didasarkan pada kekuatan militer, sanksi ekonomi, dan tekanan politik, tentu saja menciptakan kekacauan di Eurasia dan dunia secara keseluruhan, memperburuk kontroversi, kontradiksi baru dan lama antara negara-negara di Kaukasus Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, serta wilayah Asia-Pasifik,” kata Antonov dalam pernyataannya kepada media Newsweek.

Kepentingan Rusia dan negara-negara lain diabaikan, karena tampaknya tidak ada alternatif selain dominasi Amerika Serikat dan negara-negara satelitnya, kata Antonov.

Menurutnya, penolakan Amerika Serikat untuk serius mempertimbangkan inisiatif Rusia yang diperkenalkan pada akhir 2021, merupakan simbol arogansi Barat.

Padahal, lanjutnya, Rusia bermaksud untuk mengisi kekosongan regulasi dan kelembagaan di bidang keamanan Eurasia, serta dengan tulus mengakui gerakan menuju tatanan dunia multipolar.

Sistem masa depan harus didasarkan pada prinsip-prinsip Piagam PBB dan supremasi hukum internasional, ucap Antonov.

Penting untuk mencegah fragmentasi dan pembentukan aliansi yang berlawanan, dan pada akhirnya menghentikan munculnya konflik bersenjata skala besar, papar Antonov.

Dia menjelaskan bahwa meskipun mengurangi pengaruh Barat adalah tujuan penting, Rusia tidak bermaksud membentuk koalisi baru melawan satu negara atau aliansi mana pun.

Inisiatif Rusia memerlukan “upaya besar” dan tekad politik, yang bisa memakan waktu bertahun-tahun, ujar Antonov.

Namun, umat manusia wajib melakukan upaya tersebut demi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran ekonomi bagi generasi mendatang, tambahnya.

Dewan Uni Eropa mengumumkan paket sanksi ke-14 yang berisi langkah pembatasan ekonomi terhadap Rusia, Senin (24/6/2024).

Menurut pernyataan resmi Dewan Uni Eropa, langkah tersebut dirancang untuk menargetkan sektor ekonomi Rusia yang bernilai tinggi, seperti energi, keuangan, dan perdagangan, dan menjadikannya semakin sulit bagi Rusia untuk menghindari sanksi Uni Eropa.

Perwakilan Tinggi Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan bahwa paket sanksi ke-14 menunjukkan kesatuan Uni Eropa dalam mendukung Ukraina.

Selain itu, paket sanksi itu juga berupaya membatasi aktivitas kriminal Rusia terhadap Ukraina, termasuk upaya menghindari tindakan Uni Eropa, kata Borrell.

“Sanksi kami telah melemahkan perekonomian Rusia secara signifikan dan menghalangi Putin mencapai rencananya untuk menghancurkan Ukraina, meskipun dia masih melanjutkan agresi ilegal yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil,” ujar Borrell.

Salah satu isi dari paket sanksi ke-14 adalah memberikan perlindungan bagi operator perusahaan dari negara-negara Uni Eropa.

Paket tersebut memungkinkan operator Uni Eropa untuk mengajukan kompensasi atas kerugian yang disebabkan oleh perusahaan-perusahaan Rusia akibat penerapan sanksi dan pengambilalihan.

Hal tersebut juga menciptakan instrumen untuk menyusun daftar perusahaan yang dilarang bertransaksi karena mencampuri arbitrase dan kompetensi pengadilan.

Dalam bidang energi, Uni Eropa akan melarang layanan pemuatan ulang LNG Rusia di wilayah Uni Eropa untuk tujuan operasi transshipment ke negara ketiga.

Hal tersebut mencakup transfer kapal-ke-kapal dan transfer kapal-ke-pantai, serta operasi pemuatan ulang, dan tidak mempengaruhi impor tetapi hanya mengekspor kembali ke negara ketiga melalui Uni Eropa.

Selain itu, Uni Eropa juga akan memperkuat diri dengan alat tambahan untuk menindak tindakan pengelakan.

Perusahaan induk Uni Eropa akan diminta untuk melakukan upaya terbaik mereka untuk memastikan bahwa anak perusahaan mereka di negara ketiga tidak terlibat dalam kegiatan apa pun yang dapat mengakibatkan dampak yang ingin dicegah oleh sanksi tersebut.

Diputuskan juga bahwa operator Uni Eropa yang menjual barang-barang perang ke negara-negara ketiga perlu menerapkan mekanisme uji tuntas yang mampu mengidentifikasi dan menilai risiko re-ekspor ke Rusia dan melakukan mitigasi.