Gelanggang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta mulai memanas. Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, berpotensi kuat maju kembali di Jakarta untuk periode kedua. Dia telah mendapat dukungan dari beberapa partai di tingkat provinsi. Wacana Anies berpasangan dengan Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, mulai mencuat.
Wacana ini pertama kali diungkapkan oleh DPW PKB Jakarta yang mendukung Anies sebagai calon gubernur. Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas, berpendapat bahwa duet Anies-Kaesang mencerminkan sila ketiga Pancasila, yaitu persatuan Indonesia. Namun, Anies enggan memberikan jawaban tegas terkait wacana tersebut.
Anies juga menolak memberikan tanggapan terkait kemungkinan berduet dengan Ridwan Kamil atau Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi. Dia menyatakan bahwa urusan wakilnya belum dibahas sama sekali. Sementara Kaesang menyambut baik gagasan berpasangan dengan Anies.
Namun, seorang pengamat politik, Firman Noor dari BRIN, menilai bahwa duet Anies-Kaesang tidak akan terjadi. Menurutnya, Anies sebagai tokoh perubahan akan sulit diterima oleh para pendukungnya jika berpasangan dengan Kaesang, yang dianggap terkait dengan isu nepotisme. Selain itu, PSI mendukung pasangan rival Anies, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024.
Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, juga memberikan pandangannya terkait kekurangan dan kelebihan duet Anies-Kaesang. Menurutnya, duet ini bisa memenangkan persaingan politik di Jakarta, namun juga akan meninggalkan pertanyaan terkait ideologi dan kontradiksi politik di baliknya. Meskipun banyak pihak menyambut baik wacana ini, Adi melihat bahwa kemungkinan terwujudnya duet ini sulit terjadi.
Dengan berbagai pandangan yang beragam, terlihat bahwa potensi Anies Baswedan berduet dengan Kaesang Pangarep dalam Pilgub DKI Jakarta masih belum pasti terjadi. Semua pihak menilai bahwa terdapat sejumlah faktor dan konsekuensi yang perlu dipertimbangkan sebelum keputusan akhir diambil.