TEL AVIV – Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan bahwa jumlah tentara IDF yang cacat akibat perlawanan pejuang Palestina di Gaza telah mencapai lebih dari 70 ribu untuk pertama kalinya. Jumlah ini termasuk 8.663 orang yang terluka setelah dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober.
Menurut laporan media Israel, 5 tentara teroris Israel telah dipindahkan ke Rumah Sakit Hadassah di Yerusalem, dan dua di antaranya mengalami luka serius. Radio Angkatan Darat Israel juga mengumumkan bahwa dua tentara Angkatan Bersenjata mengalami luka parah akibat rudal antitank di Rafah. Pada periode 24 jam terakhir, enam tentara teroris Israel dilaporkan terluka dalam pertempuran di Gaza.
Pada Rabu, tentara teroris Israel mengumumkan bahwa jumlah korban tewas sejak awal perang mencapai 662 perwira dan tentara, sedangkan jumlah korban luka mencapai 3.866 tentara, termasuk 582 luka berat. Sebanyak 239 tentara masih menjalani perawatan setelah terluka dalam pertempuran di Gaza.
Channel 7 Israel mengkonfirmasi bahwa 70 ribu pasukan yang cacat menerima perawatan di departemen rehabilitasi Kementerian Pertahanan. Kementerian mencatat bahwa 35 persen dari mereka mengalami masalah mental sementara 21 persen mengalami cedera fisik.
Data yang diberikan oleh Konferensi Medis Israel menunjukkan bahwa lebih dari seribu pria dan wanita baru yang terluka dirawat di bangsal setiap bulannya untuk menerima perawatan, dengan 95 persen di antaranya adalah laki-laki. Sekitar 70 persen di antaranya adalah tentara cadangan, dan separuh dari mereka berusia antara 18 dan 30 tahun.
Tentara teroris Israel mengakui bahwa lebih dari 2.000 tentara, polisi, dan personel keamanan telah dinonaktifkan sejak awal perang di Jalur Gaza. Persentase orang yang menderita kesulitan tidur dan stres berat meningkat secara signifikan selama perang.
Sejak tanggal 7 Oktober, Israel terus melancarkan perang di Gaza dengan dukungan dari Amerika, menyebabkan ribuan warga Palestina menjadi syuhada dan terluka. Aksi brutal ini telah membuat Tel Aviv diisolasi secara internasional dan dihadapkan pada tuntutan di Mahkamah Internasional.
Israel tetap melanjutkan perangnya meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penghentian segera. Mahkamah Internasional juga mendesak Israel untuk mengakhiri invasi ke Rafah, mencegah tindakan genosida, dan memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.
Pada Kamis, para pejuang Palestina kembali melakukan serangan terhadap pasukan Israel dengan menghancurkan tank dan kendaraan serta melumpuhkan tentara Israel dari jarak dekat. Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, melaporkan bahwa pasukan lapis baja Israel disergap di Rafah dengan menggunakan ranjau khusus yang ditanam di bawah lorong pasukan Israel setelah memantau operasi selama beberapa hari.