Jakarta (ANTARA) – Sementara Uni Eropa mengungkapkan rencana untuk menetapkan pajak baru hingga 38,1 persen untuk impor kendaraan listrik baterai (BEV) dari China, pejabat di Jerman sedang berusaha agar proposal tersebut tidak benar-benar diberlakukan.
Pekan lalu, Komisi Eropa mengumumkan struktur pajak yang akan diterapkan tergantung pada produsen setelah melakukan investigasi terhadap subsidi keuangan yang diterima oleh produsen mobil China dari pemerintah mereka.
SAIC, pemilik merek MG, akan dikenakan pajak maksimum 38,1 persen, sementara merek seperti Geely dan BYD akan dibebaskan dari pajak masing-masing sebesar 20 dan 17,4 persen, dilaporkan oleh Carscoops pada Selasa (18/6).
Namun, terdapat pembicaraan rahasia antara pejabat di Berlin, Uni Eropa, dan China yang dapat menghasilkan kompromi sebelum penerapan pajak yang diusulkan tersebut, dengan batas waktu hingga 4 Juli.
Keyakinan tersebut berasal dari harapan bahwa Uni Eropa dan China dapat mencapai kesepakatan, asalkan kedua belah pihak bersedia untuk membuat konsesi.
Meskipun banyak produsen mobil Eropa telah menyuarakan kekhawatiran terhadap ancaman dari mobil konvensional (ICE) dan kendaraan listrik China yang harganya murah, sebagian besar produsen mobil tidak mendukung proposal dari Uni Eropa.
Industri mobil Jerman akan menderita jika China menerapkan langkah-langkah perdagangan reaktifnya sendiri, dengan Kamar Dagang China untuk Uni Eropa sebelumnya menyatakan kesiapan untuk memberlakukan pajak sebesar 25 persen pada mobil impor dengan mesin besar.
Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, telah menegaskan keinginannya untuk meredakan situasi ini.
Dia melihat momen ini sebagai kesempatan untuk negosiasi yang dapat mencegah siklus balas dendam dalam bentuk pajak.
Habeck, yang akan melakukan perjalanan ke China minggu depan untuk bertemu dengan pejabat China, sebelumnya berpendapat bahwa keputusan terkait pajak harus dibuat oleh para politisi, bukan diterapkan secara otomatis.
“Pembicaraan dengan China sedang dilakukan oleh Komisi Eropa, yang juga mengumumkan pembicaraan ini. Seperti biasa, pemerintah sangat terlibat dengan Komisi Eropa,” kata Kementerian Ekonomi Jerman.
Penulis: Pamela Sakina
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024