Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby mengakui bahwa Israel semakin terisolasi di panggung internasional. Saat ditanya oleh wartawan di Gedung Putih apakah serangan udara Israel yang menewaskan 45 orang di Rafah akhir pekan lalu menyulitkan posisi Presiden AS Joe Biden.
Kirby mengatakan bahwa ada bahaya Israel dapat semakin terisolasi dari masyarakat internasional karena sikap mereka dalam menggelar operasi-operasi semacam itu. Ini menjadi keprihatinan karena ini bukan kepentingan terbaik Israel dan bukan kepentingan terbaik bagi AS jika Israel semakin terisolasi di panggung dunia.
Respons pemerintah AS terhadap serangan udara Israel ke Rafah memicu kecaman dari organisasi hak asasi manusia dan kelompok Arab-Amerika. Direktur eksekutif Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) Nihad Awad menyatakan bahwa Presiden Biden bersikeras mengirimkan lebih banyak bom yang membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kejahatan perang di Rafah, sehingga genosida Israel sama dengan genosida Amerika.
Pemerintah AS dan Israel mengecam penggunaan kata genosida dalam serangan-serangan ke Gaza. Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan keprihatinan mendalam ke Israel dan mendesak penyelidikan terhadap serangan ke Rafah yang terjadi pada Ahad lalu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyatakan bahwa Washington akan mengawasi penyelidikan Israel terkait serangan udara di Rafah. Namun, ia mengatakan bahwa operasi militer Israel di Rafah sejauh ini belum dapat disebut sebagai serangan skala besar seperti yang dilakukan di Gaza utara dan tengah.
Pemimpin dunia mengungkapkan kengerian pada kebakaran yang dipicu oleh serangan udara Israel di “zona kemanusiaan” di Rafah, di mana keluarga Palestina berjuang mencari tempat yang lebih aman. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 36 ribu orang tewas dalam serangan Israel ke kantong pemukiman rakyat Palestina sejak bulan Oktober lalu.
Sumber: Republika