Warga Palestina yang mengungsi akibat serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza berjalan melalui tenda kamp darurat di Rafah, Gaza, Jumat, 10 Mei 2024.
DEN HAGG — Sidang dua hari di Mahkamah Internasional (ICJ) berakhir, Jumat (17/5/2024), dengan permintaan pengadilan dari Israel untuk memberikan informasi tentang kondisi kemanusiaan di zona evakuasi yang ditentukan di Jalur Gaza. Sidang hari kedua yang berlangsung di markas ICJ, Den Hagg, Belanda, itu berfokus pada pembelaan Israel terhadap seruan mendesak Afrika Selatan, yang mengupayakan tindakan sementara tambahan terhadap Israel.
Dalam sambutan pembukaannya, perwakilan Israel, Gilad Noam, menyebut pemberitahuan sidang sebagai hal yang “sangat mengejutkan” sembari menambahkan meski pihaknya meminta sidang tersebut dijadwal ulang ke pekan depan, namun permintaan tersebut ditolak. Noam mengeklaim Israel telah bekerja “dengan tekun untuk memungkinkan perlindungan warga sipil” dan menyatakan “hak dan kewajiban Israel untuk membela” warganya.
Sementara itu, Tamar Kaplan Tourgeman, wakil penasihat hukum utama di Kementerian Luar Negeri Israel, menyatakan Israel tidak menutup dua penyeberangan utama di Gaza selatan, yaitu penyeberangan perbatasan Rafah dan Kerem Shalom.
“Ini jelas-jelas tidak benar,” kata Tourgeman, seraya mengklaim bahwa Israel mengizinkan dan memfasilitasi penyediaan lebih banyak bantuan kemanusiaan.
Tourgeman menyimpulkan pernyataannya dengan meminta pengadilan menolak permintaan tindakan sementara dari Afrika Selatan: “Negara Israel meminta pengadilan menolak permintaan modifikasi dan indikasi tindakan sementara yang diajukan Republik Afrika Selatan.”
Saat Tourgeman menyampaikan pernyataan tersebut, seseorang di ruang pengadilan berteriak “pembohong”, dan informasi itu dipotong tetapi dikembalikan lagi beberapa saat kemudian.
Sebelum menutup sidang, ICJ bertanya kepada delegasi Israel mengenai situasi kemanusiaan di zona evakuasi di Gaza, wilayah kantong Palestina padat penduduk yang diblokade Tel Aviv sejak 2007 itu. Hakim Georg Nolte mempertanyakan apakah Israel dapat memberikan informasi tentang kondisi kemanusiaan yang ada di zona evakuasi yang ditentukan, khususnya di al-Mawasi.
Sumber: Antara, Anadolu
Sumber: Republika