Militer Israel bersiap untuk melancarkan serangan ke Rafah. Israel telah memutuskan untuk melancarkan serangan ke Rafah.
JENEWA — Kantor kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan bahwa serangan Israel ke Rafah akan membahayakan nyawa ratusan ribu warga Gaza dan akan memberikan dampak yang keras bagi operasi bantuan kemanusiaan di daerah tersebut. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa mereka telah memiliki rencana darurat jika serangan dilakukan.
Israel telah diingatkan berkali-kali untuk tidak melakukan operasi militer di Rafah yang sekarang dihuni oleh jutaan pengungsi yang melarikan diri dari pengeboman di daerah lain.
“Ini dapat mengakibatkan pembantaian warga sipil dan akan memberikan dampak yang sangat keras bagi operasi kemanusiaan di seluruh jalur karena operasi tersebut paling banyak berlangsung di Rafah,” kata juru bicara OCHA Jens Laerke di Jenewa, Jumat (3/5/2024).
Israel telah menyatakan bahwa mereka akan memastikan evakuasi warga sipil dari Rafah. Laerke mengatakan bahwa terdapat banyak operasi bantuan kemanusiaan di Rafah, termasuk klinik medis, gudang penyimpanan bantuan kemanusiaan, titik distribusi makanan, dan 50 pusat untuk anak-anak malnutrisi akut.
Ia menambahkan bahwa OCHA akan melakukan segala yang mereka bisa untuk memastikan operasi bantuan tersebut berlanjut meskipun serangan dilakukan, dan sedang mempelajari cara untuk melakukannya.
Perwakilan WHO untuk Wilayah Palestina, Rik Peeperkorn, mengatakan bahwa rencana darurat untuk Rafah sudah disiapkan, termasuk rumah sakit darurat baru. Namun, ia mengatakan bahwa rencana tersebut tidak cukup untuk mencegah kenaikan signifikan korban jiwa sipil.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 34.500 orang Palestina tewas dalam serangan Israel yang berlangsung sejak awal Oktober tahun lalu.
“Saya ingin menegaskan bahwa rencana darurat ini hanya merupakan perban sementara,” kata Peeperkorn melalui video call.
“Ini jelas tidak akan menghentikan kematian dan penderitaan besar-besaran yang diperkirakan akan terjadi akibat operasi militer,” tambahnya.
Persiapan lain meliputi pemindahan pasokan medis ke rumah sakit di utara Rafah jika tiga rumah sakit di kota tersebut tidak berfungsi. Langkah ini telah dilakukan beberapa kali selama konflik berlangsung, saat Israel melakukan pengeboman dan penyerbuan.
Data WHO menunjukkan bahwa hanya sepertiga dari 36 rumah sakit di Rafah beroperasi sebagian. Israel telah menuduh Hamas menggunakan rumah sakit untuk kepentingan militer dan mengatakan bahwa serangan mereka terhadap fasilitas medis tersebut dapat dibenarkan karena keberadaan pejuang Hamas di sana.
Hamas dan staf medis di rumah sakit di Gaza membantah tuduhan tersebut. Peeperkorn menyatakan bahwa ia “sangat khawatir” serangan tersebut akan menyebabkan penutupan perbatasan Gaza dengan Mesir di Rafah, yang saat ini digunakan untuk mengirimkan pasokan medis.
“Kami mendesak dan berharap, apapun yang terjadi, perbatasan tersebut harus tetap terbuka,” katanya. Ia menambahkan bahwa WHO juga telah mengungkapkan masalah ini kepada pihak berwenang Israel.
Sumber: Republika (https://internasional.republika.co.id/berita/scxros320/lembagalembaga-pbb-peringatkan-serangan-ke-rafah-akan-picu-pembantaian-warga-sipil)