Para dokter di Seoul, Korea Selatan melakukan unjuk rasa menentang kebijakan medis pemerintah pada Jumat, 14 Agustus 2020. Menurut Kementerian Pendidikan Korea Selatan, universitas telah memutuskan untuk meningkatkan kuota penerimaan sekolah kedokteran menjadi sekitar 1.500 kursi pada tahun depan, yang lebih rendah dari kuota sebelumnya yaitu 2.000 kursi. Hal ini menimbulkan protes dari para dokter magang yang telah melakukan mogok kerja selama empat bulan.
Asosiasi universitas jenjang empat tahun Korea menyatakan bahwa 31 fakultas kedokteran telah menyerahkan rencana penerimaan mereka untuk tahun 2025, dengan peningkatan total sebanyak 1.469 kursi. Meskipun sebelumnya pemerintah memberikan tambahan 2.000 kursi penerimaan, delapan sekolah kedokteran di Seoul tidak mendapatkan tambahan kuota.
Universitas Cha adalah satu-satunya sekolah kedokteran di Seoul yang belum menetapkan penambahan kuota penerimaan. Diperkirakan peningkatan gabungan total akan berkisar antara 1.489 hingga 1.509 kursi.
Pemerintah awalnya mengalokasikan tambahan 2.000 kursi untuk sekolah kedokteran di luar Seoul, namun kemudian memutuskan untuk memperbolehkan mereka menyesuaikan kuota penerimaan masing-masing dalam kisaran 50 hingga 100 persen dari kuota baru yang diberikan.
Diperkirakan revisi kuota penerimaan sekolah kedokteran untuk tahun 2025 akan mencapai total antara 4.547 hingga 4.567 kursi. Sebagian sekolah kedokteran negeri di luar ibu kota memutuskan untuk hanya menggunakan sekitar 50 persen dari kuota mereka, sementara sebagian besar sekolah swasta memanfaatkan kuota penuh untuk penerimaan mahasiswa baru.
Pada tahun 2026, diharapkan fakultas kedokteran akan menggunakan kuota yang dialokasikan sehingga menambah 2.000 kursi penerimaan lebih banyak dibandingkan tahun 2024. Artinya, total kuota penerimaan sekolah kedokteran di seluruh negeri akan bertambah.
Sumber: Republika (https://internasional.republika.co.id/berita/scv7kg366/korsel-tetapkan-kuota-penerimaan-sekolah-kedokteran-1500-kursi)