Tentara Israel sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan di perbatasan dengan Jalur Gaza, di selatan Israel. (ilustrasi)
DOHA — Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengatakan bahwa perundingan untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza sedang berada dalam “fase yang sulit.” Namun, ia tidak memberikan detail lebih lanjut.
“Kami mencoba semaksimal mungkin untuk mengatasi kebuntuan ini,” kata Al Thani pada Rabu (17/4/2024), seperti dilansir oleh Reuters.
Al Thani mengutuk kebijakan “hukuman kolektif” yang terus dilakukan oleh Israel di Gaza dalam konfliknya dengan Hamas, serta eskalasi terbaru di Tepi Barat yang diduduki.
Perundingan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir terus berlangsung sementara krisis kemanusiaan melanda rakyat Palestina di Gaza yang kesulitan mendapatkan makanan, obat-obatan, dan perawatan medis.
Israel mulai menyerang Gaza setelah serangan mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober sebelumnya. Israel mengklaim bahwa serangan tersebut telah menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 lainnya. Namun, PBB melaporkan bahwa Israel menghalangi penyidik PBB untuk berbicara dengan saksi mata dan korban serangan.
Salah satu anggota penyelidikan, Chris Sidoti, menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam mengumpulkan bukti dari sejumlah besar saksi. Sidoti juga mengungkapkan bahwa bukti digital yang dikumpulkan sejak 7 Oktober, banyak di antaranya “menghilang dari internet.”
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan udara dan darat Israel telah menewaskan 34 ribu warga Palestina.
Artikel dikutip dari Republika.