WASHINGTON – Utusan Khusus pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk Gaza, David Satterfield mengatakan bahwa sebagian besar dari 2,2 juta penduduk Gaza terancam segera mengalami kelaparan. Hal ini disampaikan dalam sebuah forum yang diselenggarakan oleh Komite Yahudi Amerika.
“Ada risiko kelaparan bagi sebagian besar dari 2,2 juta populasi Gaza,” kata Satterfield seperti yang dilaporkan oleh media Israel, Haaretz dan The Times of Israel, seperti yang dikutip oleh Aljazirah, Kamis (11/4/2024).
“Ini bukan poin perdebatan. Ini adalah fakta yang pasti, yang dipercayai oleh para pakar Amerika Serikat, masyarakat internasional, dan para ahlinya sebagai sesuatu yang nyata,” tambahnya.
Utusan AS juga menekankan bahwa karena Israel dianggap menguasai Gaza, negara tersebut memiliki kewajiban untuk membantu warga sipil di sana.
“Dehumanisasi yang mengerikan terhadap warga Israel yang terjadi pada 7 Oktober dan dehumanisasi yang terus berlanjut terhadap para sandera Israel setiap hari mereka ditahan tidak dapat dibandingkan dengan dehumanisasi terhadap warga sipil Palestina yang tidak bersalah,” kata Satterfield seperti yang dikutip dalam acara daring tersebut.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengakui penderitaan rakyat Palestina dalam pernyataan Idul Fitri yang dirilis pada Rabu (10/4/2024) kemarin.
“Saat keluarga dan komunitas berkumpul, kami memahami bahwa mereka melakukannya di tengah kondisi di mana banyak komunitas Muslim di seluruh dunia sedang mengalami penderitaan,” kata Blinken dalam pernyataannya yang diterima oleh Republika.
“Pikiran kami tertuju pada penderitaan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat, warga sipil di Suriah, perempuan yang menderita di bawah pemerintahan Taliban di Afghanistan, warga Uighur di Republik Rakyat China, warga Rohingya di Burma dan Bangladesh, dan masih banyak lagi,” tambahnya.
Dalam pernyataan tersebut, Blinken mengatakan bahwa terlalu banyak orang telah kehilangan kerabat yang mereka cintai selama setahun terakhir. Sementara masih banyak yang khawatir akan keselamatan dan keamanan keluarga mereka saat ini.
“Saya berharap Idul Fitri tahun ini bisa menandai momen menuju masa depan yang lebih penuh harapan, kebebasan, dan damai,” katanya.
Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat berkomitmen untuk membela hak asasi manusia di seluruh dunia, memberikan bantuan kemanusiaan bagi mereka yang sangat membutuhkan, dan berupaya untuk mewujudkan perdamaian, martabat, dan keamanan yang berkelanjutan bagi semua komunitas.