WASHINGTON — Israel setuju untuk membuka jalur tambahan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Gaza, menurut Gedung Putih pada Kamis (4/4/2024). Keputusan itu diambil hanya beberapa jam setelah Presiden Joe Biden memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan perubahan besar.
Israel belum secara resmi mengkonfirmasi persetujuan mereka, namun Gedung Putih mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan pelabuhan di kota Ashdod Israel untuk mengirimkan bantuan langsung ke Gaza. Selain itu, penyeberangan Erez juga akan dibuka di sepanjang perbatasan utara Gaza dan akan meningkatkan pengiriman dari Yordania langsung ke Gaza.
“Tindakan ini harus segera dilaksanakan dengan benar dan cepat,” ujar Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson.
“Seperti yang dikatakan Presiden melalui sambungan telepon, kebijakan AS terkait Gaza akan bergantung pada langkah cepat Israel dalam hal ini serta langkah-langkah lainnya untuk melindungi warga sipil dan pekerja bantuan,” tambah Watson.
Gedung Putih berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah Israel, Yordania, dan Mesir, PBB, serta organisasi kemanusiaan untuk memastikan bahwa langkah-langkah penting ini dilaksanakan dengan baik dan menghasilkan peningkatan signifikan dalam bantuan kemanusiaan bagi warga sipil yang sangat membutuhkan di Gaza.
Sebelum pengumuman Gedung Putih, hanya perbatasan Karem Shalom dan Rafah yang dibuka untuk pengiriman bantuan. Namun, aliran bantuan internasional masih belum mencukupi untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza akibat pembatasan yang diberlakukan oleh Israel.
Pada Kamis pagi, Biden berbicara dengan Netanyahu dan menegaskan bahwa dukungan AS terhadap Israel bergantung pada perubahan besar yang akan diterapkan oleh Tel Aviv setelah pembunuhan tujuh pekerja bantuan yang dianggap “tidak dapat diterima” di Gaza.
Sumber: Republika (https://internasional.republika.co.id/berita/sbh56g409/israel-buka-jalur-tambahan-pengiriman-bantuan-masuk-ke-gaza-usai-didesak-as)