Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, meminta KPU dan pemerintah segera bertindak untuk meredam kegaduhan mengenai perolehan suara PSI yang mencapai 3,13 persen berdasarkan real count KPU per Minggu. Anies berharap kegaduhan ini tidak merusak legitimasi masyarakat terhadap pemilu. Dia menegaskan pentingnya agar pemerintah ikut bertanggung jawab dalam mengawasi dugaan kejanggalan tersebut, terutama yang melibatkan partai yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, anak dari Presiden Joko Widodo.
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Muchammad Romahurmuziy, juga menyoroti lonjakan suara PSI sebagai sebuah kejanggalan, mengingat kontrasnya dengan penurunan suara yang dialami PPP. Ia pun meminta perhatian dari KPU dan Bawaslu terkait masalah ini. Komisioner KPU, Idham Holik, menegaskan bahwa Sirekap tidak digunakan sebagai penentu hasil pemilu dan bahwa hasil yang sah akan berdasarkan rekapitulasi resmi.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, mengajak semua pihak untuk menunggu hasil akhir dari perhitungan manual KPU dan mengkritik upaya untuk menggiring opini mengenai lonjakan suara PSI. Dia menekankan bahwa masih banyak suara yang belum dihitung dan sebagian besar berasal dari basis pendukung Jokowi di mana PSI memiliki potensi dukungan yang kuat.