Prabowo Subianto

HomeBeritaSekretaris Jenderal PBB: Masyarakat Terkena Serangan Islamofobia

Sekretaris Jenderal PBB: Masyarakat Terkena Serangan Islamofobia

NEW YORK – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan tentang gelombang kebencian terhadap muslim dan Islam di seluruh dunia atau Islamofobia. Hal ini disampaikan dalam pidato Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia.

“Hari ini kita berkumpul bersama umat Muslim di seluruh dunia dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan. Ramadhan adalah waktu untuk merenung dan bersolidaritas. Ini adalah momen untuk berkumpul dan saling menguatkan satu sama lain,” kata Guterres dalam transkrip pidato yang diterima oleh Republika pada Sabtu (16/3/2024).

“Namun, bagi banyak umat Muslim di seluruh dunia, bulan ini juga merupakan saat-saat yang penuh dengan penderitaan dan ketakutan. Dalam semangat Ramadhan, saya telah menyerukan agar tembakan senjata di Gaza dan Sudan dihentikan,” tambahnya.

Dalam pidatonya, Guterres menyerukan kepada semua pemimpin politik, agama, dan masyarakat untuk bersatu dan mendorong perdamaian. “Bagi hampir dua miliar umat Islam di seluruh dunia, Islam adalah pilar iman dan ibadah yang menyatukan orang-orang di seluruh penjuru dunia. Dan marilah kita ingat bahwa Islam juga merupakan pilar sejarah kita bersama,” kata Guterres.

Guterres menambahkan bahwa selama berabad-abad, umat Islam telah memberikan kontribusi yang besar di berbagai bidang mulai dari sains, teknologi, hingga sastra, seni, musik dan arsitektur. Acara hari ini menyoroti wabah ganas yang mewakili penyangkalan dan ketidaktahuan tentang Islam dan Muslim serta kontribusi mereka yang tak terbantahkan: Wabah Islamofobia.

Di seluruh dunia, kata Guterres, gelombang kebencian dan fanatisme anti-Muslim semakin meningkat. Hal ini dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti diskriminasi struktural, pengucilan sosial-ekonomi, kebijakan imigrasi yang tidak adil, dan pembatasan lainnya dalam akses kewarganegaraan, pendidikan, pekerjaan, dan keadilan.

Retorika yang memecah belah dan misrepresentasi akan menyebarkan stereotip, menstigmatisasi masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang penuh dengan kesalahpahaman dan kecurigaan. Hal ini bisa memicu peningkatan pelecehan dan kekerasan langsung terhadap umat Islam yang dilaporkan oleh kelompok masyarakat sipil di berbagai negara di seluruh dunia.