Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Ika Agustin Ningrum menegaskan sumur resapan di Jakarta tidak ada yang ditutup.
Pernyataan itu meluruskan informasi di media sosial yang menyebutkan kejadian banjir beberapa waktu lalu diakibatkan sumur resapan yang ditutup.
“Dinas SDA tidak ada memerintahkan untuk melakukan penutupan sumur resapan di jalan,” ujar Ika dikutip dari siaran pers, Senin (4/3).
“Apabila ada sumur resapan yang tertutup, kami akan lakukan pengecekan untuk pemeliharaan sehingga sumur resapan dapat berfungsi seperti seharusnya dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan,” sambungnya.
Ika menyatakan Dinas SDA berkomitmen untuk menanggulangi banjir. Satu di antaranya dengan tetap menganggarkan biaya pemeliharaan sumur resapan di setiap suku dinas yang ada di lima wilayah Kota Administrasi Provinsi DKI Jakarta.
Banjir yang terjadi di DKI Jakarta beberapa waktu lalu terjadi karena banyak penyebab. Salah satu penyebabnya ialah curah hujan ekstrem dalam durasi waktu yang cukup lama sehingga melebihi kapasitas tampung drainase.
Sebelumnya, salah satu pengguna media sosial X @Malika6027 menyebut faktor penyebab banjir di 15 ruas jalan di Jakarta beberapa waktu lalu karena sumur resapan ditutup.
Menurut dia, hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rekam jejak Anies Baswedan yang sempat menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Pada 2018 lalu, Anies menargetkan pembangunan 1,8 juta sumur resapan. Dia bertekad menanggulangi banjir dengan optimal di ibu kota.
Namun hingga 2022, baru sekitar 2.794 ribu sumur resapan yang telah dibangun berdasarkan data Dinas SDA DKI Jakarta.
Anggaran yang dipakai untuk membuat ribuan sumur resapan itu tembus ratusan miliar selama Anies menjabat.
Hingga masa jabatan Anies sebagai gubernur selesai pada 2023, target jutaan sumur resapan tidak tercapai.