Prabowo Subianto

HomePolitikDorong Jokowi Jadi Ketua Koalisi Permanen, PSI Ingin Tiru Malaysia

Dorong Jokowi Jadi Ketua Koalisi Permanen, PSI Ingin Tiru Malaysia

Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jeffrie Geovanie mengungkapkan keinginannya untuk meniru Malaysia dengan membentuk koalisi permanen ‘Barisan Nasional’ atau ‘Barisan Rakyat’ di Indonesia.

Dalam koalisi tersebut, Jeffrie mengusulkan Presiden Joko Widodo sebagai ketua. Menurutnya, koalisi permanen harus terintegrasi mulai dari tingkat pusat hingga daerah.

“Kita harus melahirkan konsep koalisi permanen yang bisa meniru model seperti Barisan Nasional di Malaysia, atau bisa menggunakan nama Barisan Rakyat,” ujar Jeffrie dalam kanal YouTube Podcast Zulfan Lindan Unpacking yang diunggah pada 1 Maret lalu.

“Intinya, koalisi ini berbeda dari koalisi di tingkat pusat, dimana koalisi ini harus terbentuk dari tingkat pusat hingga kabupaten kota,” tambahnya.

Dia berharap dalam koalisi tersebut tidak ada praktik politik transaksional dalam pemilihan kepala daerah. Kelak, koalisi akan melakukan konvensi untuk mengusung calon mereka masing-masing.

Jeffrie mengungkapkan dugaannya bahwa banyak penantang dalam pilkada nantinya adalah pemenang dari konvensi Barisan Nasional. Hal ini karena mereka didukung oleh mayoritas kekuatan nasional.

Menurut Jeffrie, koalisi permanen ini akan berada di bawah naungan koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Tujuannya adalah agar koalisi Prabowo-Gibran memiliki kekuatan politik sampai ke tingkat daerah.

Mereka akan berhadapan dengan partai oposisi yang sama di tingkat nasional. Jeffrie yakin bahwa gagasan ini akan membawa Indonesia maju pada tahun 2045.

Jeffrie mengusulkan agar gagasan ini dipelopori oleh partai-partai besar terlebih dahulu, dengan menyisakan satu atau dua partai yang menjadi oposisi.

Jokowi bisa menjadi pemimpin koalisi, menurut Jeffrie. Dia melihat Jokowi memiliki potensi karena masih tergolong muda dan memiliki pengalaman luas di dunia politik Indonesia.

“Pak Jokowi masih muda. Dia memiliki pengalaman panjang, dan idealnya dia tetap terlibat dalam politik Indonesia, tetapi bukan sebagai eksekutor melainkan dalam kebijakan,” ungkap Jeffrie.

Source link