spot_img

Prabowo Subianto

Efek Negatif Jika Matikan Mesin Motor Matic dengan Standar

Saat ini, kebanyakan motor dilengkapi dengan fitur Side Stand Switch yang berfungsi untuk melindungi mesin dan memberikan keamanan tambahan saat standar samping diturunkan. Namun,...
HomeBeritaPengamat Percaya Bahwa Netanyahu Akan Menerima Imbalan Politik

Pengamat Percaya Bahwa Netanyahu Akan Menerima Imbalan Politik

Para pengunjuk rasa pro-Palestina membawa spanduk, bendera, dan plakat saat melakukan demonstrasi di London pada Sabtu (3/2/2024).

TEL AVIV — Mantan negosiator Israel yang memiliki pengalaman bertahun-tahun berhubungan dengan Hamas, Gershon Baskin, menyatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sering memberikan pesan dalam bahasa Ibrani kepada masyarakat Israel.

Dalam pesan tersebut, Baskin mengatakan bahwa Netanyahu menegaskan bahwa selama ia menjabat sebagai perdana menteri, tidak akan ada negara Palestina merdeka sebagai tetangga Israel.

“Saya akan menekankan ‘selama saya perdana menteri’, yang berarti tidak akan terlalu lama, Netanyahu akan menghadapi hari pembalasan dari rakyat Israel yang sangat marah padanya. Ia kehilangan 50 persen basis suara. Masanya sebagai pemimpin akan segera berakhir,” kata Baskin seperti dikutip dari Aljazirah, Jumat (16/2/2024).

Ia menyatakan bahwa setelah konflik di Gaza menyebar ke seluruh Timur Tengah, kini waktunya bagi masyarakat internasional untuk mengambil alih dalam upaya mendirikan negara Palestina.

“Saya pikir sangat penting untuk mencabut veto yang dimiliki Israel selama 30 tahun terhadap kenegaraan Palestina dari Israel. Konflik ini telah meluas ke luar perbatasan Palestina, memicu kekhawatiran keamanan di kawasan dan global, dan akan mempengaruhi pemilihan presiden yang perlu diperhatikan,” tambah Baskin mengenai pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu terkuat Israel.

“Harus diakui, 139 negara telah mengakui Palestina. Namun negara-negara kaya belum melakukannya, dan inilah saatnya mereka melakukannya,” kata Baskin.

Sebelumnya, pengamat politik Israel, Gideon Levy, mengatakan bahwa saat ini merupakan kesempatan besar bagi masyarakat internasional untuk mengambil alih dan mengakhiri penjajahan ilegal Israel di wilayah Palestina.

“Selama berpuluh-puluh tahun, bahkan sebelum Netanyahu, Israel menolak untuk menyelesaikan masalah Palestina, oleh karena itu sudah waktunya bagi masyarakat internasional untuk mengatakan ‘sudah cukup,'” kata Levy.

Ia menambahkan bahwa setiap tahun Israel menggelar perang dan menghancurkan Gaza, dan kemudian masyarakat internasional yang harus membiayai rehabilitasinya.

“Hal ini menimbulkan risiko bagi seluruh dunia karena segala macam ketegangan lainnya meningkat karena konflik di Gaza. Masyarakat internasional harus mengatakan cukup dan menyerahkannya kepada Israel. Sudah saatnya bagi komunitas internasional untuk memaksakan solusi. Jika tidak, hal ini akan terus berlanjut selamanya,” kata Levy.

Sumber: Republika