Tim penyelamat bekerja di lokasi bangunan yang rusak setelah serangan rudal di Kyiv (Kiev), Ukraina, (2/1/2024), di tengah invasi Rusia.
MOSKOW — Korea Selatan tidak berencana mengirim senjata mematikan ke Ukraina meskipun ada permintaan dari Amerika Serikat (AS), kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel Lim Soo-suk, Selasa (27/2/2024). “Posisi dasar kami untuk tidak mendukung Ukraina dengan senjata mematikan tidak berubah. Kami akan terus bekerja sama dengan para sekutu dalam mempertimbangkan berbagai opsi bantuan kepada Ukraina berdasarkan situasi militer di Ukraina,” kata Lim.
Lim Soo-suk menyampaikan sikap pemerintah itu ketika mengomentari permintaan seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS untuk memberikan lebih banyak senjata ke Kiev. Sebelumnya, kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan, Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Eropa dan Eurasia Yuri Kim mengatakan bahwa Korea Selatan telah memberikan bantuan ke Ukraina.
Pernyataan itu disampaikan Kim ketika ia berbicara pada simposium daring yang diselenggarakan oleh Institute for Corean-American Studies yang berbasis di Washington. “Bantuan tersebut tidak hanya berbentuk dukungan politik, tetapi juga bantuan pertahanan praktis, lanjut Kim.
Kim menambahkan, AS telah meminta agar aset pertahanan udara dikirim ke Ukraina. Menurut laporan media berita Korea Selatan Money Today, seorang pejabat kemenlu pada Selasa (27/2/2024) mengatakan bahwa Seoul telah mengonfirmasi bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk memasok senjata mematikan ke Kiev.
Pejabat tersebut berjanji untuk mencari tahu melalui saluran diplomatik apa sebenarnya yang dimaksud Kim ketika dia membuat pernyataan yang menyiratkan bahwa Korea Selatan telah memasok senjata ke Ukraina.
sumber: Antara, Yonhap
Sumber: Republika