Ratusan warga Palestina berbaris untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, 16 Februari 2024. Badan bantuan internasional mengatakan bahwa Gaza menderita kekurangan makanan, obat-obatan, dan pasokan dasar lainnya akibat perang antara Israel dan Hamas.
WASHINGTON — Surat kabar Amerika Serikat, The Wall Street Journal (WSJ), melaporkan bahwa AS akan mengirimkan lebih banyak senjata ke Israel. Dalam dokumen yang dikutip oleh WSJ, pengiriman itu dilakukan karena Israel telah efektif dalam mencegah pelanggaran berat hak asasi manusia.
WSJ mencatat bahwa laporan pengiriman senjata dilakukan oleh Kedutaan Besar AS di Yerusalem. “Tidak ada potensi pelanggaran hak asasi manusia dalam penjualan (senjata),” kata laporan yang dikutip oleh WSJ, seperti dilansir dari Aljazirah, Sabtu (17/2/2024).
Dalam laporannya, WSJ mengatakan bahwa sekitar 21 ribu rudal sudah dikirimkan ke Israel sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober lalu. Hampir 29 ribu orang tewas di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Sementara itu, lembaga kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan bahwa sebagian warga Palestina di Rafah sudah meninggalkan daerah perbatasan di ujung selatan Gaza tersebut, dan mereka bergerak ke wilayah tengah karena serangan udara Israel semakin intensif.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, melaporkan pergerakan pengungsi ke Deir el-Balah, sekitar 16 kilometer sebelah utara Rafah. Dia juga menekankan bahwa kelangkaan makanan terjadi di Rafah dan daerah lain di Gaza, terutama di bagian utara yang menjadi target serangan Israel dan telah hancur.
Di seluruh Gaza, Dujarric mengatakan pengiriman bantuan terhambat oleh penutupan perbatasan yang sering terjadi, pembatasan impor, kerusakan infrastruktur penting, dan pertempuran.