Prabowo Subianto

HomePolitik13 Anggota KPPS di DKI Dirawat, 1 Pengawas Pemilu di Sulsel Meninggal

13 Anggota KPPS di DKI Dirawat, 1 Pengawas Pemilu di Sulsel Meninggal

Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan bahwa sebanyak 13 anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) harus menjalani perawatan karena mengalami gangguan kesehatan. Selain itu, ada empat petugas non-KPPS yang juga sedang dirawat. Mayoritas penyakit yang dialami petugas adalah penyakit bawaan seperti hipertensi, tekanan darah tinggi, batuk, pilek, gangguan lambung, dan sakit kepala. Data dari KPU DKI pada Pemilu 2019 menunjukkan bahwa penyakit terbanyak yang diderita petugas KPPS adalah penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes.

Pendataan penyelenggara pemilu ini meliputi petugas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Perlindungan Masyarakat (Linmas), Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), saksi, petugas, dan masyarakat. Dinkes DKI Jakarta melakukan upaya untuk memastikan kesehatan para petugas KPPS terjamin dengan memberikan layanan kesehatan terintegrasi. Mereka juga melakukan skrining kesehatan terhadap 137.355 peserta sebagai bagian dari program kesehatan bagi anggota KPPS.

Di tempat lain, Bawaslu Sulawesi Selatan melaporkan bahwa 153 petugas pengawas tingkat kecamatan, kelurahan, desa, dan pengawas TPS (PTPS) mengalami sakit sejak hari pencoblosan tanggal 14 Februari. Bahkan, satu pengawas desa di Kabupaten Bone dilaporkan meninggal dunia saat menjalankan tugasnya.

Firman, salah satu anggota PKD, meninggal dunia di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru Bone. Menurut Humas RSUD Teriawaru Bone, penyebab kematian anggota PKD tersebut bukan karena kelelahan, melainkan karena kondisinya tidak sehat saat bertugas.

Source link