Dispora Provinsi Gorontalo Ketat Dalam Seleksi Pelatih PPLP Gorontalo
Dispora Provinsi Gorontalo cukup ketat dalam menyeleksi pelatih PPLP Gorontalo, terbukti dengan dilibatkannya empat tenaga akademisi sebagai penguji saat seleksi. Pasalnya, selain Prof. Hariadi Said, dan DR. Ucok H Rafiater dari akademisi UNG, dua orang penguji lagi dari fakultas keolahragaan UMGO yakni Gilang Ramadhan, M.Pd dan Ardin Abdul Gani, M.Pd.
Dalam pelaksanaan seleksi, Prof. Hariadi Said menyatakan bahwa sebagai tim penguji yang dipercayakan oleh Dispora Provinsi Gorontalo dalam menyeleksi pelatih PPLP, ia dan tim akan berusaha melaksanakan tugas sebaik dan se normatif mungkin dalam menyeleksi pelatih PPLP Gorontalo.
“Kami dari tim yang dipercaya oleh Dispora insya Allah akan berusaha sebaik mungkin sesuai harapan dinas dan tentunya masyarakat Gorontalo bagaimana membawa olahraga ini bisa bersaing ditingkat internasional. Terlepas dari itu semua yang kami lihat adalah animo dari calon-calon pelatih sangat luar biasa. Namun demikian tidak cukup hanya serius saja, tapi juga harus menguasai dan setelah kami lihat ini sebanyak 8 orang calon pelatih ini kami ingin lihat seperti apa sinkronisasi program latihan yang ditulis dengan implementasi dilapangan,” tutur Prof. Hariadi Said, Rabu (24/01/2024).
DR. Ucok H. Rafiater, salah seorang penguji yang juga wakil Ketua KONI Provinsi Gorontalo yang membidangi Binpres, menilai kemampuan untuk melatih sebagai pelatih PPLP dilihat dari beberapa indikator penilaian yang dijadikan sebagai tolak ukur evaluasi teman-teman pelatih.
“Jadi ada 8 orang yang ikut seleksi pelatih PPLP Gorontalo, memang kalau dilihat di lapangan mereka sebenarnya sudah punya pengalaman melatih, tapi kalau kita lihat dari sisi penerapan spot science-nya itu masih kurang. Karena apa?, sekarang kalau kita masih melatih dengan metode konvensional maka kita akan ketinggalan dengan teman-teman provinsi lain yang sudah sangat maju penerapan spot science-nya,” kata DR. Ucok H. Rafiater.
Dengan seleksi ini, kita membangun fundamentalnya terlebih dahulu, ibarat membangun sebuah rumah pondasinya harus kuat. Jika tidak kuat, maka atlet itu nantinya akan melakukan gerakan atau teknik-tekniknya dipastikan tidak maksimal dalam melakukannya serta tidak akan tahan lama.
“Kalau saya lihat, perlu kita arahkan lagi, perlu kita bimbing teman-teman pelatih mana yang kira-kira kebutuhan primer untuk cabor, kebutuhan sekunder untuk dan kebutuhan tersier,” pungkasnya. (*)