spot_img

Prabowo Subianto

Efek Negatif Jika Matikan Mesin Motor Matic dengan Standar

Saat ini, kebanyakan motor dilengkapi dengan fitur Side Stand Switch yang berfungsi untuk melindungi mesin dan memberikan keamanan tambahan saat standar samping diturunkan. Namun,...
HomeprabowoSikap Pemimpin Sejati - prabowo2024.net

Sikap Pemimpin Sejati – prabowo2024.net

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Seorang pemimpin militer akan membentuk kepribadian dan kepemimpinannya dalam pertempuran. Saya merasa beruntung sebagai seorang perwira muda yang mendapat pembinaan, penggemblengan, pengasuhan, dan mentorship dari banyak pelaku perang kemerdekaan dan pelaku operasi militer pada awal sejarah Republik Indonesia.

Pada waktu itu, tidak ada jaminan bahwa Republik Indonesia bisa bertahan. Karena tidak ada anggaran untuk pemerintah dan tentara. Kebangkitan bangsa ditentukan oleh keputusan ribuan atau puluhan ribu putra-putri Indonesia dari berbagai suku, ras, kelompok etnis, dan daerah.

Mereka dihadapkan pada pilihan antara bergabung dalam gelombang kebangkitan untuk merdeka atau diam mencari aman menghindari risiko. Mereka memilih mempertaruhkan nyawa untuk merebut kemerdekaan sehingga kita bisa menjadi bebas dari penjajahan yang telah berlangsung selama ratusan tahun.

Mereka inilah yang kita kenal sebagai angkatan ’45. Mereka adalah “generasi pembebas.” Angkatan ’45 ini bisa dikatakan sebagai Generasi Terbaik di Indonesia.

Sebagai anak muda, Taruna Akademi Militer, dan perwira muda, saya merasa beruntung bisa berinteraksi dengan banyak tokoh dari angkatan ’45. Bahkan keluarga saya sendiri adalah keluarga pejuang, bagian dari angkatan ’45.

Kakek saya, Margono Djojohadikusumo, adalah orang yang dipercaya oleh Bung Karno untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan pada saat Bung Karno dan semua tokoh nasionalis pribumi ditangkap dan dibuang oleh Belanda ke luar Jawa.

Begitu Bung Karno tiba di Jakarta dari pengasingan setelah dilepaskan oleh Belanda, Pak Margono menemuinya dan menyerahkan kembali mandat tersebut kepadanya. Dua paman saya, Letnan Subianto Djojohadikusumo dan Taruna Sujono Djojohadikusumo juga gugur dalam pertempuran melawan tentara Jepang di Lengkong, Serpong, Tangerang Selatan, Banten pada tanggal 25 Januari 1946.

Orang tua saya, Soemitro Djojohadikusumo, bergabung dan berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Beliau terlibat dalam penyelundupan karet dan kopra ke luar Indonesia serta dalam percetakan dan pembuatan uang pertama Indonesia yang dikenal dengan ORI (Oeang Republik Indonesia). Pada usia 29 tahun, beliau menjadi Asisten Pribadi Perdana Menteri RI I, Sutan Sjahrir.

Saya lahir tahun 1951 atau 10 bulan setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Memori pertama saya adalah mengunjungi Taman Makam Pahlawan tempat dua paman saya dimakamkan, dan mengunjungi rumah kakek saya pada hari Minggu. Dari situ, muncul semangat ’45 yang menjadi nilai-nilai yang saya warisi.

Rata-rata dari angkatan ’45 adalah pemimpin lapangan dan telah menyumbangkan pelajaran berharga kepada saya tentang seorang pemimpin militer, komandan pasukan tempur, dan panglima.

Sumber: https://prabowosubianto.com/perilaku-pemimpin-sejati/

Source link