Prabowo Subianto

Prabowo Subianto dan Jokowi Bertemu Bersama Keluarga Awak KRI Nanggala-402 yang Menerima Bantuan

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi), bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mengadakan pertemuan virtual dengan keluarga kru KRI Nanggala-402, yang berlokasi di Sidoarjo. Hal...
HomeBeritaTopan Michaung Melanda Bagian Selatan India

Topan Michaung Melanda Bagian Selatan India

Topan Michaung menerjang pantai India selatan dengan kecepatan angin hingga 110 km/jam (70 mph). Kedatangannya disertai dengan hujan lebat dan banjir yang menyebabkan sedikitnya 13 orang tewas.

Pemerintah sedang melakukan penilaian terhadap kerusakan yang terjadi. Kantor cuaca India mengatakan bahwa Topan Michaung, yang melemah menjadi ‘intensitas badai siklon’ pada Selasa (5/12/2023) malam, dengan kecepatan angin 65-75 kilometer per jam, kemungkinan akan mempertahankan kekuatannya dalam 6 jam ke depan.

Hujan dengan curah hingga 200 mm diperkirakan akan turun di negara bagian Andhra Pradesh, tempat badai ini mencapai daratan, selama 24 jam ke depan. Hujan lebat telah menyebabkan gelombang tinggi di kota-kota pesisir dalam dua hari terakhir, merendam jalan-jalan dan membatalkan layanan kereta api dan penerbangan.

Ke-13 korban tewas termasuk seorang anak laki-laki berusia 4 tahun yang meninggal setelah sebuah tembok runtuh. Di media sosial, Departemen Meteorologi India mengatakan bahwa topan ini mendarat di dekat kota Bapatla di negara bagian Andhra Pradesh. Departemen melaporkan bahwa proses pendaratan telah selesai.

Pejabat dari negara bagian tersebut mengatakan tidak ada korban jiwa yang dilaporkan pada Selasa. Lebih dari 140 kereta api dan 40 penerbangan dibatalkan di negara bagian ini, dan setidaknya 8.000 orang dievakuasi.

“Laporan kerusakan belum ada karena beberapa daerah dataran rendah tergenang air. Ada penyumbatan jalan dan pohon-pohon tumbang,” kata seorang pejabat senior departemen bencana negara bagian yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Di ibu kota Tamil Nadu, Chennai, warga terlihat mengarungi banjir setinggi pinggang. Banjir juga menghanyutkan mobil-mobil. Bagi penduduk Chennai, banjir ini memicu ingatan akan hujan yang sama delapan tahun yang lalu yang menewaskan 290 orang. Beberapa aktivis mempertanyakan apakah infrastruktur kota ini dapat menangani kejadian cuaca ekstrim.

“Sampai saat ini, solusi mereka dapat membantu dengan hujan sedang dan lebat, tetapi tidak dengan hujan sangat lebat,” kata pakar teknik sipil dan geo-analisis Raj Bhagat P, merujuk pada upaya kota ini untuk meningkatkan sistem drainase air hujan selama setahun terakhir.

Sumber: Republika