Prabowo Subianto

HomeBeritaSekjen PBB Menyesalkan Akhir dari Gencatan Senjata

Sekjen PBB Menyesalkan Akhir dari Gencatan Senjata

Warga Palestina pada hari ketiga gencatan senjata mengunjungi rumah-rumah mereka yang hancur akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza, di desa Khuza. NEW YORK — Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa ia sangat menyesali bahwa gencatan senjata harus berakhir dan pertempuran kembali terjadi di Gaza. Sebelumnya, ia sangat berharap bahwa jeda kemanusiaan dapat diperpanjang. “Kembalinya permusuhan hanya menunjukkan betapa pentingnya gencatan senjata kemanusiaan yang sejati,” kata Guterres dalam sebuah tulisan di X, Jumat (1/12/2023). Sementara itu, usai berakhirnya gencatan senjata, ketakutan dan trauma kembali melanda anak-anak di Gaza. Hal ini terjadi saat pertempuran berlanjut usai jeda kemanusiaan berakhir. James Elder, juru bicara global UNICEF, mengatakan bahwa anak-anak telah kembali dalam kondisi ketakutan dan trauma. Terutama ketika serangan udara Israel kembali terjadi di daerah kantong tersebut. “Anda dapat melihat perubahan yang lembut; masa kanak-kanak kecil kembali dalam diri mereka” selama gencatan senjata,” kata Elder dari Gaza selatan, dilansir Aljazirah. “Hal itu telah hilang sekarang. Trauma, ketakutan di mata kecil mereka ketika mereka melihat tatapan orang tua mereka bahwa mereka mungkin kehilangan kemampuan untuk melindungi mereka – dan itu menakutkan.” “Anda melihat orang-orang bergidik, terutama anak-anak. Anda hanya melihat tindakan refleks yang kini telah menjadi perilaku yang dipelajari dari rasa takut yang merembes,” tambahnya. Setidaknya 15 ribu warga Gaza telah meninggal sejak serangan Israel menggempur di Gaza usai 7 Oktober lalu. 6.000 anak Gaza telah meninggal dan 1,5 juta warga Gaza Utara telah mengungsi ke selatan Gaza. Sumber: Republika