Militer AS berupaya melindungi tiga kapal komersial asing yang diserang di perairan internasional di Laut Merah bagian selatan, demikian pernyataan militer AS pada hari Ahad (3/12/2023). Insiden tersebut terjadi ketika kelompok Houthi Yaman mengklaim serangan pesawat tak berawak dan rudal yang mereka luncurkan ke dua kapal Israel di daerah tersebut.
Kapal perusak Amerika Serikat, USS Carney, merespons panggilan darurat dan memberikan bantuan setelah peluncuran rudal dan pesawat tak berawak dari wilayah yang dikuasai Houthi, menurut Komando Pusat AS.
Gerakan Houthi Yaman mengatakan bahwa angkatan lautnya telah menyerang dua kapal Israel, Unity Explorer dan Number 9, dengan sebuah pesawat tak berawak bersenjata dan rudal angkatan laut. Seorang juru bicara militer kelompok tersebut mengatakan bahwa kedua kapal tersebut menjadi target setelah mereka menolak peringatan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan, juru bicara tersebut mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan respon terhadap tuntutan rakyat Yaman dan seruan dari negara-negara Islam untuk mendukung rakyat Palestina. Militer AS mengatakan bahwa Carney menembak jatuh tiga pesawat tak berawak saat membantu kapal komersial. Tidak jelas apakah kapal perang itu menjadi target.
Dikatakan bahwa serangan tersebut merupakan ancaman bagi perdagangan internasional. “Kami juga memiliki banyak alasan untuk percaya bahwa serangan-serangan ini, meskipun dilancarkan oleh Houthi di Yaman, sepenuhnya diaktifkan oleh Iran,” kata pernyataan itu.
“Amerika Serikat akan mempertimbangkan semua tanggapan yang tepat dalam koordinasi penuh dengan sekutu dan mitra internasionalnya,” tambahnya.
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan bahwa kedua kapal tersebut tidak memiliki hubungan dengan Israel. “Satu kapal mengalami kerusakan parah dan dalam keadaan bahaya dan tampaknya dalam bahaya tenggelam, sementara satu kapal lainnya mengalami kerusakan ringan,” kata Hagari kepada para wartawan di Tel Aviv.
Insiden yang dilaporkan tersebut menyusul serangkaian serangan di perairan Timur Tengah sejak perang meletus antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu.
Sebuah kapal kargo yang terkait dengan Israel disita pada bulan November oleh Houthi, sekutu Iran. Kelompok yang menguasai sebagian besar pesisir Laut Merah Yaman ini sebelumnya telah menembakkan rudal balistik dan pesawat tak berawak bersenjata ke Israel dan bersumpah untuk menargetkan lebih banyak kapal Israel.
Kapal tanker curah berbendera Bahama, Unity Explorer, dimiliki oleh Unity Explorer Ltd dan dikelola oleh Dao Shipping Ltd yang berbasis di London, demikian ungkap data LSEG. Kapal itu dijadwalkan tiba di Singapura pada 15 Desember.
Number 9, yang sedang menuju pelabuhan Suez, adalah kapal kontainer berbendera Panama yang dimiliki oleh Number 9 Shipping Ltd dan dikelola oleh Bernhard Schulte Shipmanagement (BSM) yang berbasis di Newcastle-upon-Tyne, Inggris, demikian data menunjukkan.
BSM mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa kapal Number 9 saat ini sedang berlayar dan tidak ada laporan mengenai korban luka atau polusi setelah insiden tersebut. Kapal tersebut ditembak oleh sebuah proyektil ketika sedang transit di Selat Bab al-Mandab, kata perusahaan tersebut.
Pemilik dan manajer Unity Explorer tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar. Menurut Komando Pusat AS, Unity Explorer mengalami kerusakan kecil sementara kapal Number 9 juga dilaporkan mengalami kerusakan.
Perusahaan keamanan maritim Inggris, Ambrey, dan beberapa sumber mengatakan sebelumnya bahwa sebuah kapal curah dan sebuah kapal kontainer telah ditabrak oleh setidaknya dua pesawat tak berawak saat berlayar di Laut Merah. Ambrey mengatakan bahwa kapal kontainer tersebut dilaporkan mengalami kerusakan akibat serangan drone sekitar 63 mil (101 km) barat laut dari pelabuhan Hodeidah, Yaman utara.
Badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengatakan bahwa mereka telah menerima laporan tentang serangan pesawat tak berawak di Selat Bab al-Mandab di Laut Merah. Pekan lalu, sebuah kapal perang Angkatan Laut AS menanggapi panggilan darurat dari sebuah kapal tanker komersial yang dikelola Israel di Teluk Aden setelah kapal tersebut disita oleh orang-orang bersenjata.