Foto ini disediakan oleh tentara Prancis yang menunjukkan staf medis merawat korban luka akibat serangan bom di Jalur Gaza di atas kapal induk helikopter Prancis Dixmude pada Selasa, 28 November 2023 di pelabuhan El-Arish, Mesir. Dixmude bersandar di Mesir di mana ia mulai merawat orang sipil yang terluka di Gaza, menurut Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu. Kapal itu dikonfigurasi untuk memberikan dukungan rumah sakit dengan kapasitas 40 tempat tidur.
KHAN YOUNIS — Di Rumah Sakit Nasser di selatan Gaza, pada Jumat (1/12/2023), seorang pria membawa seorang anak laki-laki dengan kepala berlumuran darah meminta bantuan. Tak lama kemudian, seorang gadis datang dengan ambulans bersama seorang pria yang tak sadarkan diri dan kehilangan bagian atas kaki kirinya, menangis ketika petugas medis memeriksanya.
Seorang bocah laki-laki dengan wajah berlumuran darah menunggu perawatan. Hampir dua jam setelah gencatan senjata seminggu antara Israel dan kelompok Palestina Hamas dilaporkan berakhir, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan 32 orang tewas dalam serangan udara Israel.
Rekaman Reuters dari Rumah Sakit Nasser, rumah sakit terbesar kedua di Jalur Gaza, menunjukkan orang dewasa dan anak-anak yang terluka dibawa masuk. Di samping itu, orang-orang lain menangis di samping mayat orang yang mereka cintai yang tewas dalam serangan.
Kelompok bantuan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan hanya sebagian kecil fasilitas kesehatan di daerah yang hancur itu yang masih berfungsi. Mereka tidak siap menangani gelombang korban baru.
“Rumah sakit di seluruh Gaza kekurangan pasokan dasar, staf, dan bahan bakar untuk memberikan pelayanan kesehatan primer pada skala yang dibutuhkan, apalagi untuk menangani kasus-kasus mendesak dengan aman,” kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada Kamis (30/11/2023).
Gaza memiliki 2,3 juta penduduk sebelum Israel memulai pengeboman dan invasi darat. Serangan tersebut sebagai respons atas tindakan serangan Hamas pada 7 Oktober, ketika Israel mengatakan bahwa serangan oleh orang bersenjata dari Gaza menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang.
Otoritas kesehatan Palestina, yang dianggap kredibel oleh PBB, mengatakan lebih dari 15.000 warga Gaza telah dikonfirmasi tewas dan ribuan lainnya hilang dan dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. PBB mengatakan sekitar 80 persen dari populasi mungkin telah mengungsi dari rumah mereka.
“Sistem kesehatan Gaza telah lumpuh akibat permusuhan yang sedang berlangsung,” kata Dr. Richard Peeperkorn, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Gaza.
“Kita tidak boleh kehilangan rumah sakit atau tempat tidur rumah sakit lagi,” katanya kepada para wartawan melalui panggilan video. “Kami sangat prihatin dengan kembalinya kekerasan.”
Sumber: Republika (https://internasional.republika.co.id/berita/s4zqe1370/rs-gaza-kembali-dipenuhi-korban-bom-israel-usai-jeda-kemanusiaan)