Setelah gencatan senjata selama tujuh hari berakhir, Israel kembali membombardir Gaza, Palestina.
YERUSALEM — Pasukan Israel (IDF) menargetkan rumah dan sarana transportasi sebagai sasaran pengeboman di Jalur Gaza, Jumat (1/12/2023) waktu setempat. Juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza, Mahmoud Basal, menyatakan bahwa pasukan Israel melakukan serangan di wilayah Shujaiya, di sebelah timur Kota Gaza.
“Tentara IDF melakukan pembantaian yang mengakibatkan sekitar sepuluh orang Palestina tewas syahid, lima di antaranya berasal dari satu keluarga dalam serangan di Jalan Salah Al-Din (jalan raya utama di Jalur Gaza) meskipun mereka mengibarkan bendera putih,” kata Basal dalam wawancara televisi, seperti dilansir dari Middle East Monitor, Sabtu (2/12/2023).
Basal juga mencatat bahwa jumlah pejuang yang kembali setelah gencatan senjata berakhir mencapai lebih dari 300. Lebih dari 25 di antaranya tewas syahid dan sekitar 100 lainnya terluka sejak 7 Oktober. Dia juga meminta bantuan ke Jalur Gaza untuk membantu rakyat Palestina.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa jumlah korban akibat agresi militer Israel sejak gencatan senjata berakhir pada Jumat pagi telah meningkat menjadi 110 orang. Sementara ratusan orang lainnya dilaporkan terluka.
Pada Jumat (1/12/2023) pagi, gencatan senjata sementara yang dimediasi Qatar dan Mesir berakhir setelah tujuh hari. Selama periode tersebut, terjadi pertukaran tahanan dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang merupakan rumah bagi sekitar 2,3 juta orang Palestina.
Sejak 7 Oktober, pendudukan Israel, dengan dukungan AS, meluncurkan agresi militer yang membombardir Jalur Gaza. Agresi militer tersebut meninggalkan kehancuran besar di infrastruktur dan memakan puluhan ribu korban meninggal dunia, termasuk perempuan dan anak-anak.
Sumber: Republika